Demam Bola Jangkiti Warga Amerika

  • Karlina Amkas

Ribuan warga memadati Festival Dupont untuk menyaksikan bersama berbagai pertandingan Piala Dunia, termasuk AS vs Inggris.

Warga Washington memadati festival sepakbola akhir pekan baru lalu, di mana mereka menonton bareng berbagai pertandingan di layar lebar ala misbar.

Penggemar sepakbola datang berbondong-bondong untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia putaran pertama hari itu. Mereka bersorak-sorak menyatakan dukungan bagi setiap tim, termasuk Amerika.

Salah seorang penyelenggara, Michael Lipin, menjelaskan proses yang memungkinkan terlaksananya acara yang dijuluki 'Festival Dupont, Sepakbola di Circle,' merujuk pada tempat berlangsungnya acara itu di taman Dupont Circle.

"Salah satu hal pertama yang segera saya lakukan begitu saya punya ide ini dan komisaris lingkungan di sini menyukai ide itu, adalah membuat grup Facebook untuk mendorong teman-teman pribadi saya agar bergabung dalam acara ini," ujar Lipin. Kemudian, kami mulai menyebarluaskan ide itu ke anggota komunitas lain dan kami harus memikirkan logistik dan dengan cara apa kami bisa mengumpulkan uang."

Warga Amerika berharap timnas AS bisa berpenampilan baik di Piala Dunia kali ini. Pada pertandingan pertama Grup C ini, AS menahan imbang Inggris.

Separuh uang itu disumbangkan oleh asosiasi industri gula tebu Brasil (UNICA).

Bantuan lain datang dari dua kelompok pendukung sepak bola Amerika yaitu Screaming Eagles dan American Outlaws.

Seorang sukarelawan dari American Outlaws, Chris Pavlakos, mengatakan kegembiraannya bahwa sepak bola akhirnya menjadi penting di Amerika.

"Ini perubahan yang lambat, tetapi pasti. Kalau kita mencoba ini lima atau 10 tahun lalu, saya yakin, tidak akan berhasil."

Tetapi, menurutnya, masih dibutuhkan waktu lama bagi sepak bola untuk dianggap sebagai olahraga paling populer di dunia.

"Amerika satu-satunya negara di mana satu tim sukarelawan harus berkumpul dan menggalang dana 20 ribu dolar untuk menayangkan pertandingan-pertandingan Piala Dunia di ibukota negara."

Rotimi Iziduh, pemuda berusia 21 tahun asal Nigeria yang datang ke Amerika sebagai mahasiswa, menikmati pengalaman menyaksikan pertandingan Piala Dunia itu lewat layar televisi lebar, meskipun Nigeria kalah dari Argentina.

“Bila kita melihat semangat dari pertandingan ini, bagaimana para pemain menikmati pertandingan, bagaimana penggemar menikmati permainan, bagaimana setiap orang terlibat, walau kita tidak benar-benar mengerti semua aturan permainan ini, semangat itu begitu menular."

Seorang pelayan restoran yang berasal dari Bolivia, Amalia Molina, datang ke taman Dupont Circle untuk menyaksikan pertandingan antara Inggris dan Amerika. Ia menjelaskan daya tarik universal dari sepakbola.

"Sepakbola merupakan permainan di mana tidak seorang pun bisa melihat warna kulit atau perbedaan seperti itu. Orang bisa bergembira hanya karena satu gol."

Penyelenggara mengatakan mereka ingin mengumpulkan uang lagi untuk menyiarkan acara final sepak bola Piala Dunia tanggal 11 Juli, dan itu tidak akan tergantung pada apakah Amerika akan masuk final atau tidak.