Demi Jual Kartu Vaksin Palsu, Seorang Pria Jerman Divaksinasi 90 Kali

Warga Jerman antre untuk menerima vaksinasi COVID-19 di sebuah pusat vaksinasi di Berlin (foto: dok).

Seorang laki-laki berusia 60 tahun di Jerman diduga telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 puluhan kali untuk menjual kartu vaksinasi palsu dengan nomor batch vaksin asli kepada orang-orang yang tidak ingin divaksinasi.

Kantor berita Jerman DP melaporkan laki-laki dari kota Magdeburg, di bagian timur Jerman – yang sesuai aturan privasi Jerman maka namanya tidak dirilis kepada publik – dikatakan telah menerima hingga 90 kali vaksinasi melawan COVID-19 di pusat vaksinasi di negara bagian Saxony selama berbulan-bulan hingga polisi menangkapnya April ini.

Tersangka tidak ditahan, tetapi sedang diselidiki karena memiliki kartu vaksinasi dan memalsukan dokumen yang tidak sah.

Laki-laki itu ditangkap di pusat vaksinasi di Eilenbury, di kota Saxony, ketika ia datang untuk vaksinasi COVID-19 selama dua hari berturut-turut. Polisi menyita beberapa kartu vaksinasi kosong dan memulai proses gugatan hukum. Belum jelas apa dampak sekitar 90 suntikan vaksinasi COVID-19 dari berbagai merk terhadap kesehatannya.

BACA JUGA: FDA Izinkan Vaksin Booster Kedua Bagi Warga 50 Tahun ke Atas

Dalam beberapa bulan ini polisi Jerman telah melakukan banyak penggerebekan terakit pemalsuan paspor vaksinasi. Banyak orang menolak divaksinasi vaksin COVID-19, tetapi pada saat yang sama ingin memiliki paspor COVID-19 untuk memudahkan mengakses kehidupan publik dan memudahkan masuk ke tempat-tempat seperti restoran, teater, bioskop, kolam renang dan sebagainya.

Subvarian BA2 Omicron Merebak, Jerman Kembali Alami Lonjakan COVID-19

Jerman kembali mengalami peningkatan kasus COVID-19 selama beberapa minggu terakhir ini, tetapi langkah-langkah pengendalian pandemi – seperti pembatasan sosial – berakhir Jumat lalu (31/3). Mengenakan masker tidak lagi wajib di toko-toko eceran dan sebagian besar bioskop, meskipun masih wajib di transportasi umum.

Di sebagian besar sekolah di Jerman, para siswa tidak lagi wajib mengenakan masker; yang memicu asosiasi guru di negara itu untuk mengeluarkan peringatan akan kemungkinan konflik di dalam kelas.

Pakar-pakar kesehatan mengatakan lonjakan kasus COVID-19 terbaru di Jerman dipicu oleh sub-varian BA.2 Omicron. Pada hari Minggu Jerman melaporkan 74.053 kasus baru COVID-19, lebih sedikit dibanding satu minggu lalu ketika ada 111.224 kasus baru yag dilaporkan.

Secara keseluruhan 130.029 orang telah meninggal dunia di Jerman karena COVID-19. [em/jm]