Ratusan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Jakarta (14/9), memprotes film 'Innocence of Muslims' yang dituduh menghina Islam.
Ratusan anggota Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat, memprotes film Innocence of Muslims yang dituduh menghina Islam.
Juru Bicara Hizbut Tahril Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto mengatakan pihaknya menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk segera menghentikan peredaran film itu dan menghancurkan aslinya sehingga film tersebut tidak dapat disebarkan lagi.
Selain itu, Hizbut Tahrir juga mendesak agar pemerintah Amerika menghukum pembuat film tersebut.
Komitmen Presiden Amerika Barack Obama yang menghormati agama Islam harus dibuktikan saat ini. Hizbut Tahrir Indonesia kata Ismail tidak terima ada pihak menghina Nabi Muhammad dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi.
Menurutnya, kemerdekaan berekspresi tidak boleh diartikan sebagai kebebasan untuk menghina
Ismail Yusanto mengatakan, "Menghukum pembuat film itu. Sutradaranya, Aktornya, Aktrisnya krunya. Inilah saatnya untuk menunjukan hormat itu,a da warganya yang menghina Nabi Muhammad , dia harus tindak warga itu sebagai bukti bahwa dia respect terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad."
Ketua Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi menilai aksi protes film Innocence of Muslims yang dilakukan sejumlah negara termasuk Indonesia sangat berlebihan karena mereka telah menganggap bahwa film tersebut adalah potret dari sikap pemerintah Amerika.
Dia juga menyayangkan aksi protes film tersebut sampai menewasakan Duta Besar Amerika Serikat di Libya. Tindakan tersebut kata Zuhairi mencitrakan bahwa umat Islam belum mampu menggunakan cara-cara yang elegan dalam menyikapi kebebasan berekspresi yang berkembang di dunia barat saat ini.
Yang dibutuhkan saat ini kata Zuhairi adanya saling menghargai antara dunia barat dan dunia Islam.
"Saya kira yang lebih elegan itu mengirim nota protes kepada pemerintah AS dan ini juga pelajaran bagi dunia barat untuk memahami psikologi dan karakter dari umat Islam. Mungkin kalau di barat, simbol-simbol tokoh-tokoh yang dianggap sakral itu mungkin relative tidak mempunyai dampak secara sosial politik. Berbeda dengan dunia Islam," ujar Zuhairi Misrawi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton telah mengutuk film yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad, namun dia mengatakan, hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan aksi kekerasan.
Pemerintah Amerika kata Hillary tidak memiliki hubungan apapun dengan pembuatan film tersebut.
Hari Kamis, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meminta YouTube dan Google memblokir akses ke film yang kontroversi itu. Tetapi hingga Jumat Sore rekaman film tersebut masih bisa diakses melalui You Tube.
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewa Broto mengatakan, "Karena (film) ini sifatnya hit and run, jadi ada pihak tertentu dan itu sifatnya global mungkin mereka sudah mendapat copynya sebelumnya dan kemudian berusaha meng-upload. Tetapi kami yakinlah dalam hitungan secepatnya, bisa kita remove dari Youtube. Pertama karena Youtube juga sudah melalui Google karena youtube dibawah manajemen Google sudah komit mau meremove itu. Dan kedua kami juga melakukan berbagai cara , cara lain kami perintahkan 180 ISP yang ada di Indonesia untuk menutup akses."
Demikian penjelasan Gatot Dewa Broto.
Juru Bicara Hizbut Tahril Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto mengatakan pihaknya menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk segera menghentikan peredaran film itu dan menghancurkan aslinya sehingga film tersebut tidak dapat disebarkan lagi.
Selain itu, Hizbut Tahrir juga mendesak agar pemerintah Amerika menghukum pembuat film tersebut.
Komitmen Presiden Amerika Barack Obama yang menghormati agama Islam harus dibuktikan saat ini. Hizbut Tahrir Indonesia kata Ismail tidak terima ada pihak menghina Nabi Muhammad dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi.
Menurutnya, kemerdekaan berekspresi tidak boleh diartikan sebagai kebebasan untuk menghina
Ketua Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi menilai aksi protes film Innocence of Muslims yang dilakukan sejumlah negara termasuk Indonesia sangat berlebihan karena mereka telah menganggap bahwa film tersebut adalah potret dari sikap pemerintah Amerika.
Dia juga menyayangkan aksi protes film tersebut sampai menewasakan Duta Besar Amerika Serikat di Libya. Tindakan tersebut kata Zuhairi mencitrakan bahwa umat Islam belum mampu menggunakan cara-cara yang elegan dalam menyikapi kebebasan berekspresi yang berkembang di dunia barat saat ini.
Yang dibutuhkan saat ini kata Zuhairi adanya saling menghargai antara dunia barat dan dunia Islam.
"Saya kira yang lebih elegan itu mengirim nota protes kepada pemerintah AS dan ini juga pelajaran bagi dunia barat untuk memahami psikologi dan karakter dari umat Islam. Mungkin kalau di barat, simbol-simbol tokoh-tokoh yang dianggap sakral itu mungkin relative tidak mempunyai dampak secara sosial politik. Berbeda dengan dunia Islam," ujar Zuhairi Misrawi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton telah mengutuk film yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad, namun dia mengatakan, hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan aksi kekerasan.
Pemerintah Amerika kata Hillary tidak memiliki hubungan apapun dengan pembuatan film tersebut.
Hari Kamis, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meminta YouTube dan Google memblokir akses ke film yang kontroversi itu. Tetapi hingga Jumat Sore rekaman film tersebut masih bisa diakses melalui You Tube.
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewa Broto mengatakan, "Karena (film) ini sifatnya hit and run, jadi ada pihak tertentu dan itu sifatnya global mungkin mereka sudah mendapat copynya sebelumnya dan kemudian berusaha meng-upload. Tetapi kami yakinlah dalam hitungan secepatnya, bisa kita remove dari Youtube. Pertama karena Youtube juga sudah melalui Google karena youtube dibawah manajemen Google sudah komit mau meremove itu. Dan kedua kami juga melakukan berbagai cara , cara lain kami perintahkan 180 ISP yang ada di Indonesia untuk menutup akses."
Demikian penjelasan Gatot Dewa Broto.