Lebih dari seratus pengunjuk rasa dari berbagai kelompok berpawai di kota di bagian selatan Myanmar, Senin (5/4), untuk menentang kudeta militer di negara itu.
Demonstran mengenakan masker dan membawa bunga. Mereka terdiri dari antara lain mahasiswa dari Dawei University dan Dawei Computer Studies University, dengan para insinyur, dosen dan mahasiswa dari Dawei Technological University bergabung dalam protes itu bersama-sama dengan para anggota komunitas LGBTQ dan para pemuda anggota Liga Nasional untuk Demokrasi.
Militer Myanmar melakukan penindakan keras terhadap demonstran dan yang lainnya dari oposisi, dengan jumlah korban warga sipil yang tewas sejak kudeta mencapai 557 orang, sebut organisasi independen Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik.
BACA JUGA: HRW: Militer Myanmar Hilangkan Paksa Ratusan OrangLebih dari 2.750 orang telah ditahan atau dijatuhi hukuman, sebut organisasi itu akhir pekan lalu.
Perebutan kekuasaan oleh militer pada 1 Februari lalu menghentikan langkah negara di Asia Tenggara itu menuju demokrasi, mencegah parlemen bersidang dan menyingkirkan pemimpin Aung San Suu Kyi serta para anggota partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi.
Junta militer Myanmar mengklaim bahwa pemilu November lalu, yang dimenangkan oleh partainya Suu Kyi, dicemari oleh kecurangan.
Komisi pemilu yang mengukuhkan kemenangan itu kemudian diganti oleh junta. [uh/ab]