Sejumlah laporan di media sosial hari Jumat (18/11) menunjukkan demonstran di bagian barat Iran telah membakar rumah leluhur pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Video-video yang dipasang di media sosial menunjukkan kondisi rumah di kota Khomein yang terbakar, sementara kerumunan orang bersorak-sorai. Kota yang terletak di provinsi Markazi, Iran bagian barat ini adalah tempat mendiang Ayatollah Khomeini lahir.
Kantor berita semi resmi yang dikelola negara dan berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi Iran, Tasnim, membantah laporan itu dengan mengatakan rumah – yang telah diubah menjadi museum itu – masih terbuka. Kantor berita Reuters dan AFP memverifikasi keaslian video itu, meskipun mereka tidak dapat menentukan tanggal video itu diambil. Juga tidak jelas seberapa parah kerusakan rumah akibat kebakaran itu.
BACA JUGA: Iran Beri Ultimatum kepada 'Perusuh' di saat Pasukan Kemanan Kesulitan untuk Menekan Aksi ProtesWartawan dan penulis David Patrikarakos, yang menulis buku tentang ambisi nuklir Iran, mencuit ulang foto-foto dari tempat kejadian, dan menulis bahwa kebarkan itu merupakan “serangan” yang menantang “esensi republik itu sendiri.”
Rumah itu adalah tempat kelahiran Ayatollah Ruhollah Khomeini. Nama belakang mantan pemimpin ini diambil dari kota Khomein di mana ia dilahirkan. Pada tahun 1970an ia tinggal di pengasingan di Paris. Sebagai ulama, ia dikenal sebagai pengkritik keras pemimpin Iran yang ketika itu didukung Amerika, Mohammad Reza Pahlavi. Khomeini kembali ke Iran tahun 1979 untuk memimpin revolusi Islam di negara itu.
Demonstrasi meluas di seluruh Iran beberapa hari setelah kematian Mahsa Amini, yang berusia 22 tahun, pada 16 September lalu. Amini meninggal di rumah sakit tiga hari setelah ia ditangkap polisi moral karena tidak mengenakan jilbab secara benar. Penguasa Iran telah sejak lama mewajibkan perempuan menutup rambut mereka di depan umum sesuai dengan aturan berpakaian yang tegas. Demonstrasi memprotes kematian Amini dengan cepat bergulir menjadi aksi kekerasan dan seruan memperjuangkan kebebasan dan perubahan kepemimpinan. Banyak foto dan penggambaran Khomeini lainnya dirusak atau dihancurkan massa dalam demonstrasi-demonstrasi itu. [em/pp]