Puluhan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Taipei hari Minggu untuk mendesak Presiden Ma Ying-jeou membatalkan perjanjian dagang yang kontroversial dengan China.
Kebanyakan demonstran mengenakan kemeja hitam dan ikat kepala yang bertuliskan “pertahankan demokrasi, cabut perjanjian dagang,” dan memenuhi jalan-jalan menuju istana presiden.
Seorang demonstran bernama Ko Hsuan-yu mengatakan rakyat Taiwan tidak bisa menerima keputusan pemerintah untuk menandatangani perjanjian dagang dengan Cina, dan karenanya menuntut supaya perjanjian itu dibatalkan. Kata demonstran lainnya, perjanjian dagang itu hanya akan merugikan perekonomian Taiwan dan memperkuat tekanan politik dari China daratan.
Tiga ribu lima ratus polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar istana presiden. Kehadiran polisi dalam jumlah besar itu menyusul demonstrasi rusuh tanggal 23 maret, ketika demonstran menyerbu kantor pemerintah. Lebih dari 100 orang cedera ketika polisi menyerbu dengan pentungan dan meriam air untuk merebut kembali kantor pemerintah itu.
Laporan polisi mengatakan peserta demonstrasi hari Minggu ini diperkirakan mencapai 87.000 orang.
Seorang demonstran bernama Ko Hsuan-yu mengatakan rakyat Taiwan tidak bisa menerima keputusan pemerintah untuk menandatangani perjanjian dagang dengan Cina, dan karenanya menuntut supaya perjanjian itu dibatalkan. Kata demonstran lainnya, perjanjian dagang itu hanya akan merugikan perekonomian Taiwan dan memperkuat tekanan politik dari China daratan.
Tiga ribu lima ratus polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar istana presiden. Kehadiran polisi dalam jumlah besar itu menyusul demonstrasi rusuh tanggal 23 maret, ketika demonstran menyerbu kantor pemerintah. Lebih dari 100 orang cedera ketika polisi menyerbu dengan pentungan dan meriam air untuk merebut kembali kantor pemerintah itu.
Laporan polisi mengatakan peserta demonstrasi hari Minggu ini diperkirakan mencapai 87.000 orang.