Protes terhadap Gubernur Puerto Rico Ricardo Rosselló berlanjut ke hari keempat, Selasa (16/7), menuntut politisi itu mengundurkan diri, menyusul dirilisnya korespondensi pribadi dengan sekutunya.
Protes itu dimulai hari Sabtu, setelah Pusat Jurnalisme Investigasi Puerto Rico menerbitkan 889 halaman obrolan antara Rossello dan sembilan laki-laki lain dalam pemerintahannya.
Banyak isi pesan itu yang vulgar, di mana Rosselló dan rekan-rekannya berkali-kali menggunakan kata yang melecehkan dan membuat komentar yang menghina tentang seseorang, termasuk saingan politik dan selebriti.
Rosselló adalah anggota grup obrolan aplikasi Telegram yang mencakup banyak anggota pemerintahannya, termasuk sekretaris negara, sekretaris dalam negeri, dan sekretaris urusan publik Puerto Rico. Pejabat-pejabat keuangan dan komunikasi yang bersekutu dengan gubernur juga masuk kelompok itu.
Anggotanya juga membuat banyak komentar anti-gay tentang selebritas Puerto Rico, Ricky Martin.
Lima laki-laki yang terlibat obrolan itu dipecat atau mengajukan pengunduran diri setelah pesan-pesan obrolan itu dirilis.
Disebut "Rickyleaks" dan "Chatgate," banyak orang menilai perilisan obrolan itu sebagai episode terbaru dalam rangkaian panjang ketidakwajaran pemerintah.(ka/al)