Menurut kelompok HAM, semasa pemerintahan dewan militer, sekitar 12.000 warga sipil diadili pengadilan militer dan banyak dari mereka disiksa dalam penjara.
Sekitar 1.000 aktivis berdemonstrasi di Kairo hari Sabtu menuntut diakhirinya kebrutalan dalam penjara-penjara Mesir dan menyerukan diadakannya larangan penyiksaan dalam konstitusi baru.
Presiden Mohamed Mursi yang beragama Islam, terpilih Juni lalu setelah 16 bulan pemerintahan dewan militer yang berkuasa setelah penggulingan Hosni Mubarak tahun lalu. Menurut kelompok HAM, semasa pemerintahan dewan militer, sekitar 12.000 warga sipil diadili pengadilan militer dan banyak dari mereka disiksa dalam penjara.
Aida Seif al-Dawla, dari El Nadeem Pusat Rehabilitasi Korban Kekerasan, naik ke atas panggung hari Sabtu dan mengatakan kepada massa bahwa kelompok itu telah mendokumentasi 150 kasus penyiksaan dalam 100 hari sejak Mursi menjabat.
"Tidak ada penyiksaan - apakah permintaan itu terlalu banyak?" begitu bunyi kata-kata salah satu poster yang dibawa anggota kelompok kampanye “Bangsa tanpa Penyiksaan.”
Protes itu, yang terjadi dekat kantor Kementerian Dalam Negeri, memperingati kematian Essam Atta, pemuda Mesir yang menurut keluarganya, disiksa sampai mati oleh pihak berwenang Oktober tahun lalu ketika ditahan dalam penjara Torah, Kairo selatan.
Kelompok HAM membandingkan kematian Atta dengan aktivis online Khaled Said. Kematian Said yang disiksa oleh polisi di Alexandria tahun 2010 adalah salah satu faktor yang membantu memicu pemberontakan yang menggulingkan Mubarak. Kelompok HAM menuntut agar konstitusi baru Mesir, yang sedang disusun, secara eksplisit melarang penyiksaan.
Presiden Mohamed Mursi yang beragama Islam, terpilih Juni lalu setelah 16 bulan pemerintahan dewan militer yang berkuasa setelah penggulingan Hosni Mubarak tahun lalu. Menurut kelompok HAM, semasa pemerintahan dewan militer, sekitar 12.000 warga sipil diadili pengadilan militer dan banyak dari mereka disiksa dalam penjara.
Aida Seif al-Dawla, dari El Nadeem Pusat Rehabilitasi Korban Kekerasan, naik ke atas panggung hari Sabtu dan mengatakan kepada massa bahwa kelompok itu telah mendokumentasi 150 kasus penyiksaan dalam 100 hari sejak Mursi menjabat.
"Tidak ada penyiksaan - apakah permintaan itu terlalu banyak?" begitu bunyi kata-kata salah satu poster yang dibawa anggota kelompok kampanye “Bangsa tanpa Penyiksaan.”
Protes itu, yang terjadi dekat kantor Kementerian Dalam Negeri, memperingati kematian Essam Atta, pemuda Mesir yang menurut keluarganya, disiksa sampai mati oleh pihak berwenang Oktober tahun lalu ketika ditahan dalam penjara Torah, Kairo selatan.
Kelompok HAM membandingkan kematian Atta dengan aktivis online Khaled Said. Kematian Said yang disiksa oleh polisi di Alexandria tahun 2010 adalah salah satu faktor yang membantu memicu pemberontakan yang menggulingkan Mubarak. Kelompok HAM menuntut agar konstitusi baru Mesir, yang sedang disusun, secara eksplisit melarang penyiksaan.