Banyak demonstran terus menuntut Presiden Ukraina Viktor Yanukovich segera mundur dari jabatannya, dan menurut beberapa laporan, Presiden Yanukovich dikabarkan telah meninggalkan ibukota Kyiv, Sabtu (22/2).
Ribuan demonstran terus berada di Lapangan Merdeka di Kyiv hari Sabtu (22/2) dan menyatakan ketidakpuasan mereka dengan perjanjian yang dicapai antara Presiden Ukraina Viktor Yanukovich dan kelompok oposisi untuk mengakhiri krisis politik di negara itu.
Banyak demonstran terus menuntut supaya presiden segera mundur, dan menurut beberapa laporan, Yanukovich telah meninggalkan ibukota Kyiv.
Amerika mengatakan perjanjian antara Yanukovich dan kelompok oposisi itu sangat rapuh dan perlu mendapat dukungan global.
Seorang pejabat departemen Luar Negeri Amerika mengatakan akan sangat sulit meyakinkan pihak oposisi di jalanan, karena adanya kekerasan dan korban yang tewas.
Presiden Amerika Barack Obama menelpon presiden Russia Vladimir Putin hari Jumat (21/2) untuk membahas masalah Ukraina itu. Kedua pemimpin itu menyepakati perlunya segera menjalankan perjanjian damai tadi dan mendesak kedua pihak supaya menghindari kekerasan.
Kesepakatan hari Jumat (21/2) mengembalikan negara itu ke konstitusi tahun 2004, yang membatasi kekuasaan presiden. Kesepakatan itu juga mencakup pembentukan pemerintahan koalisi, dan diadakannya pemilihan dini.
Kerusuhan pecah bulan November ketika Yanukovich menolak menanda-tangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa dan malah memilih hubungan yang lebih erat dengan Rusia.
Aksi protes itu dimulai secara damai namun berubah menjadi kekerasan awal bulan ini, mengakibatkan hampir 100 orang tewas, termasuk sejumlah demonstran yang ditembak kepala mereka oleh sejumlah penembak jitu.
Banyak demonstran terus menuntut supaya presiden segera mundur, dan menurut beberapa laporan, Yanukovich telah meninggalkan ibukota Kyiv.
Amerika mengatakan perjanjian antara Yanukovich dan kelompok oposisi itu sangat rapuh dan perlu mendapat dukungan global.
Seorang pejabat departemen Luar Negeri Amerika mengatakan akan sangat sulit meyakinkan pihak oposisi di jalanan, karena adanya kekerasan dan korban yang tewas.
Presiden Amerika Barack Obama menelpon presiden Russia Vladimir Putin hari Jumat (21/2) untuk membahas masalah Ukraina itu. Kedua pemimpin itu menyepakati perlunya segera menjalankan perjanjian damai tadi dan mendesak kedua pihak supaya menghindari kekerasan.
Kesepakatan hari Jumat (21/2) mengembalikan negara itu ke konstitusi tahun 2004, yang membatasi kekuasaan presiden. Kesepakatan itu juga mencakup pembentukan pemerintahan koalisi, dan diadakannya pemilihan dini.
Kerusuhan pecah bulan November ketika Yanukovich menolak menanda-tangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa dan malah memilih hubungan yang lebih erat dengan Rusia.
Aksi protes itu dimulai secara damai namun berubah menjadi kekerasan awal bulan ini, mengakibatkan hampir 100 orang tewas, termasuk sejumlah demonstran yang ditembak kepala mereka oleh sejumlah penembak jitu.