Demonstran dan polisi kembali di kota Ferguson, Missouri, kembali bentrok Senin malam (18/8), di tengah-tengah ketegangan menyusul penembakan seorang remaja kulit hitam yang tidak bersenjata sampai mati oleh polisi kulit putih.
Polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata kepada warga di jalan-jalan Ferguson yang berunjuk rasa, yang memburuk menjadi kerusuhan setelah protes damai.
Seorang pejabat kepolisian, Kapten Ron Johnson, mengatakan kepada wartawan Selasa pagi bahwa polisi diserang dengan gencar tapi polisi tidak melepaskan tembakan. Dia mengatakan dua orang terluka akibat tembakan dari dalam kerumunan pengunjuk rasa. Banyak pengunjuk rasa tampaknya menentang perintah polisi agar bubar, dan Johnson mengatakan 31 orang ditangkap.
Dia mengatakan bahwa sebagian besar pengunjuk rasa berdemonstrasi dengan damai, tapi sekelompok orang menjadikan demonstrasi itu demonstrasi dengan kekerasan. Dia mengatakan para pejabat tidak akan membiarkan penjahat menjadikan diri mereka sebagai citra komunitas Ferguson.
Stasiun televisi CNN melaporkan bahwa bom-bom bensin dilemparkan ke arah polisi yang naik kendaraan lapis baja, dan tembakan senjata api dilepaskan. Banyak demonstran tampaknya membangkang terhadap perintah polisi agar bubar.
Gambar-gambar televisi menunjukkan polisi membawa seorang pemrotes yang diborgol.
Pasukan Pengawal Nasional tiba di Ferguson sebelumnya Senin untuk memperkuat kepolisian setelah beberapa hari demonstrasi berlangsung dengan kekerasan.
Polisi dan demonstran juga bentrok di Ferguson Minggu malam (17/8). Polisi dan demonstran berhadapan dekat jalan di mana Michael Brown yang berusia 18 tahun itu ditembak mati oleh seorang polisi setempat tanggal 9 Agustus.