Departemen Kehakiman AS Beberkan Bukti Gangguan dalam Pencarian Dokumen Trump

Sejumlah dokumen yang disita oleh FBI dari kediaman mantan Presiden Donald Trump dalam penggeledahan yang berlansung di Florida, pada 8 Agustus 2022. (Foto: Departemen Kehakiman AS via AP)

Departemen Kehakiman Amerika Serikat, pada Selasa (30/8) sore, mengatakan pihaknya hanya mengusahakan dan akhirnya memperoleh persetujuan dari pengadilan untuk melakukan pencarian dokumen keamanan yang bersifat sangat rahasia di rumah mantan Presiden Donald Trump, di Mar-a-Lago, Florida, setelah menyimpulkan bahwa terdapat "kemungkinan upaya untuk menghambat penyelidikan pemerintah.”

Penggeledahan mendadak pada 8 Agustus di rumah Trump yang berlokasi di pinggir laut itu dilakukan setelah salah satu pengacaranya mengatakan pada Juni bahwa semua dokumen rahasia telah dikembalikan ke Arsip Nasional, sebagaimana disyaratkan oleh hukum setelah seorang presiden menyelesaikan masa jabatannya.

Para pembantu Trump menyerahkan 15 kotak berisi 184 dokumen rahasia kepada Arsip Nasional pada Januari, dan 38 dokumen tambahan pada Juni.

BACA JUGA: Biden: Serangan Partai Republik terhadap FBI 'Memuakkan'

Tetapi pihak departemen mengatakan bahwa pengacara Trump, yang menegaskan bahwa semua dokumen telah dikembalikan, secara “jelas melarang para petugas pemerintah untuk membuka atau melihat ke dalam kotak-kotak yang masih tertinggal di ruang penyimpanan di Mar-a-Lago, dan tidak memberi pemerintah kesempatan untuk mengonfirmasi bahwa tidak ada dokumen rahasia masih tertinggal.”

Selanjutnya pihak departemen menyebutkan, “Pemerintah telah memperoleh bukti bahwa sebuah pencarian yang dibatasi pada ruang penyimpanan tidak akan bisa menemukan semua dokumen rahasia (yang dicari)” di rumah mantan presiden itu.

Karena curiga bahwa masih banyak dokumen rahasia yang tersimpan di Mar-a-Lago, Jaksa Agung Merrick Garland memberikan otorisasi bagi sebuah pencarian di rumah mantan presiden itu, serta memperoleh persetujuan untuk pencarian itu dari Hakim Federal Bruce Reinhart di Florida.

Departemen Kehakiman mengatakan bahwa selama pencarian pada awal Agustus itu, agen-agen FBI menyita sebanyak 33 kotak tambahan, kontainer, dan bukti lain dengan lebih dari 100 catatan rahasia, termasuk beberapa di antaranya ditandai sebagai catatan dengan klasifikasi keamanan nasional paling tinggi.

BACA JUGA: Presiden Joe Biden Bela FBI, Desak Larangan Senjata Serbu

Laporan pihak departemen kepada pengadilan itu juga menyebutkan bahwa pencarian yang berlangsung selama satu hari itu berhasil menemukan lebih dari dua kali lipat dokumen rahasia dari jumlah yang diserahkan pada Juni lalu.

Laporan setebal 36 halaman itu mencakup foto dari beberapa dokumen rahasia yang ditemukan di kantor Trump. Laporan itu menyebutkan bahwa beberapa dokumen yang ditemukan memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi sehingga pengacara yang membacanya harus memperoleh izin keamanan tambahan sebelum mereka dapat mengkaji dokumen-dokumen tersebut.

Dalam sebuah unggahan di media sosial pada Rabu (31/8), Trump mengatakan, “Payah sekali cara FBI dalam penggeledahan di Mar-a-Lago dengan menyebar dokumen-dokumen secara sembarangan di lantai (mungkin berupaya menunjukkan bahwa saya yang melakukannya), dan kemudian mulai memotretnya untuk diperlihatkan kepada publik.”

BACA JUGA: Hakim akan Tunjuk "Master Khusus" dalam Kasus Dokumen Trump

Trump kembali mengklaim bahwa ia sudah mendeklasifikasi dokumen-dokumen itu, meskipun dia tidak menyertakan bukti bahwa ia telah melakukannya sebelum masa jabatannya habis di mana ia masih memiliki wewenang untuk melakukan hal itu.

Laporan Departemen Kehakiman itu disusun sebagai tanggapan atas tuntutan Trump agar seorang pakar khusus ditunjuk untuk mengkaji bahan-bahan yang disita oleh agen-agen FBI dari kediamannya. [jm/my]