Moskow, Kamis (29/3), mengumumkan akan mengusir 60 diplomat AS dan menutup konsulat AS di St. Petersburg. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan kepada wartawan, langkah itu tidak dapat dibenarkan, dan bahwa AS memiliki hak untuk memberikan tanggapan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert menanggapi berita-berita yang melaporkan bahwa Rusia berencana mengambil langkah serupa sebagai respon terhadap pengusiran terkoordinasi diplomat-diplomat Rusia oleh AS, Inggris dan sekitar 25 negara lainnya menyusul kasus peracunan seorang mantan agen ganda Rusia di Inggris dengan racun saraf yang dulu pertama kali dikembangkan oleh militer Rusia. Ia mengatakan, pembalasan Kremlin itu tidak dapat dibenarkan.
“Rusia seharusnya tidak bersikap seperti korban. Yang benar-benar menjadi korban dalam kasus ini adalah dua orang yang dirawat di rumah sakit di Inggris saat ini.”
Baca juga: Rusia Balas Usir Diplomat AS
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengumumkan rencana pengusiran para diplomat AS tersebut dan mengatakan bahwa Moskow juga akan melakukan tindakan serupa terhadap sejumlah diplomat dari negara-negara lain.
"Langkah ini merupakan pembalasan, tapi tidak hanya itu. Sewaktu saya berbicara, Dubes AS Huntsman mendatangi kementerian luar negeri kami, di mana wakil saya, Sergei Ryabkov, menginformasikan kepadanya rincian langkah-langkah yang diambil terhadap AS,” kata Sergey Lavrov.
Dalam sebuah wawancara dengan VOA, Dubes AS untuk Rusia Jon Huntsman mengatakan, pengusiran besar-besaran lebih dari 700 diplomat AS oleh Rusia tahun lalu merugikan warga biasa Rusia dan merusak hubungan bilateral.
Your browser doesn’t support HTML5
“Pengusiran itu benar-benar mempengaruhi kemampuan kami untuk memberikan dukungan konsuler di bidang-bidang yang paling membutuhkan. Menurut saya, interaksi orang ke orang merupakan investasi jangka panjang dalam hubungan ini,” jelasnya.
Huntsman mengatakan, AS masih ingin melibatkan Rusia dalam isu-isu penting seperti pengawasan senjata, Korea Utara, Suriah, dan kestabilan kawasan Timur Tengah. [ab/lt]