Pembatasan kebebasan berpendapat, penghukuman bermotif politik dan diskriminasi terhadap minoritas termasuk di antara isu-isu yang paling menonjol di Rusia tahun lalu kata Deplu Amerika dalam laporan HAM untuk tahun 2014.
Laporan yang dirilis Kamis (25/6) itu mengatakan pemerintah Rusia tahun lalu menggunakan bermacam-macam peraturan untuk membatasi kebebasan berbicara dan pers termasuk amandemen baru atas UU, yang secara ekstrem memperluas pengertian tentang apa yang dianggap pidato ekstremis dan meningkatkan hukuman denda dan penjara.
Laporan itu juga mengatakan media yang dikuasai pemerintah kerap menggunakan istilah-istilah seperti "pengkhianat", "agen-agen asing" dan "mata-mata" untuk menyebut pengecam pemerintah.
Menurut laporan itu, pemerintah juga 'melakukan pengawasan lebih besar dari sebelumnya terhadap media yang dikuasai pemerintah " dan menekan media independen, membatasi liputan pada topik-topik seperti situasi di Ukraina timur di mana Rusia mendukung separatis yang berjuang melawan pemerintah pusat, masalah-masalah seksual, lingkungan dan kecaman terhadap pemimpin lokal dan federal.
Deplu Amerika mengatakan pejabat Rusia pada tahun 2014 "kembali mengabaikan proses selayaknya bagi tersangka dalam kasus-kasus yang bermotif politik".
Ini termasuk beberapa orang yang ditangkap setelah demonstrasi masal di Moskow terhadap Presiden Vladimir Putin tahun 2012, Yevgeny Vitishko, aktivis lingkungan yang dipenjara karena kegiatan anti korupsi ketika berlangsung Olimpiade Sochi dan penganjur anti korupsi serta penulis blog oposisi Alexei Navalny dan saudara laki-lakinya, Oleg, yang divonis bersalah melakukan penipuan bulan Desember lalu.
Laporan itu mengatakan, Pemerintah Rusia juga mendenda organisasi non pemerintah dan memasukkan mereka ke dalam daftar "agen-agen asing", tapi tidak menghukum orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian wartawan terkenal, aktivis, dan saksi pelapor.