Para pejabat Amerika hari Senin (11/5) menghadapi pertanyaan di Jenewa tentang penggunaan hukuman mati, kekuatan yang berlebihan oleh polisi dan langkah-langkah keamanan nasional sewaktu Dewan HAM PBB mengadakan penelaahan atas praktik HAM di Amerika.
Pejabat Departemen Kehakiman James Cadogan menyebut sejumlah kasus menyolok yang melibatkan polisi yang menew3askan pria kulit hitam tak bersenjata, dan mengatakan Amerika harus berbuat lebih baik untuk menegakkan hak-hak sipil.
“Peristiwa ini menantang kita untuk berbuat lebih baik dan bekerja lebih keras demi kemajuan,” kata Cadogan.
Penggunaan hukuman mati di Amerika juga menarik perhatian luas, sementara berbagai negara menyerukan penghapusan praktek itu dan sebagian lainnya mengatakan sedikitnya Amerika erlu mengambil langkah-langkah untuk memastikan terpidana yang menderita cacat mental tidak dieksekusi.
Menanggapi pertanyaan tentang perlakuan terhadap pekerja migran, delegasi Amerika berjanji bahwa akan dilakukan setiap upaya untuk melindungi hak-hak mereka, termasuk hak-hak untuk menghindari eksploitasi anak-anak.
Sidang hari Senin itu juga termasuk fokus pada praktek interogasi CIA, penahanan yang terus berlangsung di fasilitas Teluk Guantanamo, Kuba, serangan pesawat tak berawak Amerika, dan operasi pemantauan oleh Badan Keamanan Nasional.
Brigadir Jenderal Richard Gross mengatakan tahanan Guantanamo terus ditahan secara sah, dan menekankan bahwa hampir separuh dari tahanan telah dipindahkan dari fasilitas itu sejak Presiden Barack Obama menjabat dan berjanji unuk menutupnya. Dia juga mengatakan militer Amerika “sangat berhati0hati” dalam menggunakan kekuatan, termasuk ketika menarget teroris tertentu dalam serangan pesawat tak berawak.
Sidang itu akan menghasilkan laporan yang merinci pertanyaan seputar HAM di Amerika dan serangkaian rekomendasi untuk mengatasi isu-isu itu.