'Designated Survivor' Pimpin Pemerintahan Bila Semua Pejabat AS Tewas

Hari Selasa (30/1) Presiden Donald Trump akan memberikan pidato kenegaraan tahunannya di depan Kongres Amerika

Hari Selasa (30/1), Presiden Donald Trump akan memberikan pidato kenegaraan tahunannya di depan Kongres Amerika, yang disebut State of the Union Speech.

Dalam pidato itu ia akan menjelaskan pencapaian dan harapan pemerintahannya selama setahun terakhir. Seluruh jajaran pemerintah, mulai dari wakil presiden, menteri kabinet, anggota DPR dan Senat dan para pemimpin militer akan berada dalam ruang sidang utama gedung Capitol di kota Washington.

Tapi ada satu orang, yang disebut sebagai Designated Survivor atau “Orang yang Selamat” sekiranya terjadi serangan nuklir yang menewaskan semua yang hadir dalam gedung Kongres itu.

Orang yang Selamat itulah yang akan memimpin pemerintahan, apabila semua pejabat yang disiapkan untuk menggantikan Presiden sebagai kepala eksekutif, ikut tewas.

Menurut urutan yang berlaku, apabila presiden berhalangan, karena satu dan lain hal, termasuk meninggal, mengundurkan diri, dimakzulkan atau tidak mampu menjalankan tugas, maka yang mengambil tugasnya adalah: 1) Wakil Presiden, 2) Ketua DPR, 3) Ketua Senat, dan kemudian disusul oleh menteri-menteri Kabinet, sesuai dengan urutan yang sudah ditentukan.

“Orang yang Selamat” itu dibawa oleh petugas Secret Service ke sebuah tempat yang dirahasiakan di luar kota Washington DC, di mana ia akan berada selama Presiden menyampaikan pidato tahunannya itu.

Orang yang beruntung itu dipilih dari antara menteri-menteri kabinet. Walaupun identitasnya tidak diumumkan sampai beberapa saat sebelum Presiden memulai pidatonya, pejabat itu harus memenuhi persyaratan berikut: berumur paling sedikit 35 tahun dan warga negara kelahiran Amerika.

Hal ini telah dipraktikkan sejak tahun 1960-an, ketika sedang berlangsung Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, dan dikhawatirkan akan terjadi serangan nuklir. Proses yang sama juga diberlakukan ketika diadakan upacara pelantikan presiden baru.

Peraturan keamanan mengatakan bahwa orang yang ditunjuk sebagai “Orang yang Selamat” itu tidak boleh memberikan keterangan terinci tentang pengalamannya selama menjalankan tugas sebagai penjaga gawang itu. [ii]