Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika dan negara-negara anggota G7 tidak ingin mengisolasi China, tetapi ingin “mengurangi risiko.” Hal ini disampaikannya pada hari Minggu (21/5), hari terakhir KTT G7 di Hiroshima, Jepang.
“Kami kini sudah menyatukan pendekatan terhadap Republik Rakyat China. Pernyataan bersama yang dirilis kemarin menjabarkan prinsip-prinsip bersama yang telah kami sepakati di G7 terkait bagaimana berurusan dengan China. Kami tidak ingin mengisolasi China. Kami (hanya) ingin memperkecil risiko dan mendiversifikasi hubungan dengan China," ujar Biden.
Ia menambahkan, "Itu berarti mengambil langkah untuk mendiversifikasi rantai pasokan kami sehingga tidak bergantung pada satu negara mana pun untuk memperoleh produk-produk yang diperlukan. Itu berarti menolak paksaan ekonomi bersama dan melawan praktik berbahaya yang merugikan para pekerja kami. Itu berarti melindungi piranti teknologi canggih yang penting bagi keamanan nasional kami. Semua elemen itu disetujui G7.”
BACA JUGA: G7 Beri Peringatan Keras China dan Korea Utara soal NuklirAS Akan Tetap Pertahankan “One China Policy”
Biden juga berbicara tentang Taiwan, dan mengatakan Amerika mempertahankan pendekatan kebijakan “Satu China.” China mengklaim pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu sebagai wilayahnya, dan jika perlu akan membuat pulau tersebut di bawah kekuasaannya, jika perlu dengan paksa.
“Kita semua setuju untuk mempertahankan prinsip “Satu China,” yang berarti tidak satu pihak pun, baik China maupun Taiwan dapat secara independen menyatakan apa yang ingin mereka lakukan. Titik. Harus ada kesepakatan bersama. Kami akan mempertahankan hal itu. Jadi kami tidak akan memberitahu China apa yang dapat mereka lakukan. Kami telah menjelaskan bahwa kami tidak berharap Taiwan menyatakan kemerdekaannya secara independen. Tetapi untuk sementara waktu kami akan tetap menempatkan Taiwan dalam posisi di mana mereka dapat membela dirinya sendiri," tandasnya.
Bersamaan dengan pelanggaran-pelanggaran perbatasan laut dan udara di sekitar Taiwan setiap hari, China juga melangsungkan latihan militer di Selat Taiwan yang memisahkan kedua wilayah, dan sekitarnya. Latihan itu dinilai sebagai latihan blokade atau invasi yang akan memiliki konsekuensi besar bagi keamanan dan ekonomi di seluruh dunia.
BACA JUGA: Presiden Taiwan Sebut Perang dengan China Bukan PilihanTaiwan mendapatkan dukungan kuat dari Partai Demokrat dan Partai Republik di Amerika, yang telah meminta pemerintahan Biden untuk menindaklanjuti persetujuan pembelian peralatan militer senilai US$19 miliar, tetapi belum dikirim ke Taiwan.
Biden mengatakan Amerika akan terus membantu Taiwan untuk berada dalam posisi di mana mereka “dapat mempertahankan diri.”
“Ada pemahaman yang jelas di antara sebagian besar sekutu kami, jika China bertindak secara sepihak, maka akan ada tanggapan,” pungkasnya. [em/lt]