Pada KTT AS-ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Presiden Joe Biden menegaskan kembali kepada negara-negara Asia Tenggara bahwa Amerika berkomitmen pada “Sentralitas ASEAN” – prinsip bahwa keterlibatan regional didorong oleh blok 10 negara, bukan persaingan kekuatan besar.
“ASEAN adalah jantung dari strategi Indo-Pasifik dari pemerintahan saya, dan kami terus memperkuat komitmen kami untuk bekerja sejalan dengan ASEAN yang berdaya dan bersatu,” tandas Biden.
Kekerasan politik di Myanmar sejak kudeta militer tahun lalu terhadap pemerintah yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi menjadi agenda utama.
BACA JUGA: Kelompok HAM Kecam ASEAN Karena Mungkin Izinkan Partisipasi Junta MyanmarPara pemimpin telah memperingatkan junta Myanmar agar menerapkan rencana perdamaian ASEAN, dan jika hal itu tidak dilakukan, maka negara tersebut akan terus dilarang mengikuti pertemuan blok negara-negara Asia Tenggara itu.
Presiden Indonesia Joko Widodo akan menjadi ketua ASEAN tahun depan. Dia diperkirakan akan mengambil pendekatan yang lebih keras daripada ketua saat ini, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.
“Indonesia mengusulkan agar partisipasi perwakilan tingkat non-politik Myanmar juga hendaknya diberlakukan selain KTT dan pertemuan para menteri luar negeri,” kata Jokowi.
Biden bertemu dengan Hun Sen, pemimpin paling lama berkuasa di kawasan itu, yang menjabat sejak 1985. Para aktivis telah mendesak Biden agar meminta pertanggungjawaban Hun Sen atas merosotnya demokrasi di negara itu.
Tetapi, dengan kuatnya Phnom Penh dalam pengaruh Beijing, tidak banyak yang mungkin bisa dilakukan oleh Biden. Dalam pertemuan dengan Hun Sen sebelumnya pekan ini, Perdana Menteri China Li Keqiang menjanjikan bantuan pembangunan sebesar $27 juta untuk Kamboja.
Vann Bunna adalah presiden The Thinker Cambodia, sebuah lembaga penelitian kebijakan luar negeri di Kamboja. Dia berbicara dengan VOA melalui sambungan Skype.
“Setiap kali ada tekanan dari negara Barat, terutama dari AS, China akan berada di belakang pemerintah Kamboja untuk memberikan dukungan. Ketika AS memberlakukan sanksi terhadap pemerintah Kamboja, China akan memberikan dukungan ekonomi kepada pemerintah Kamboja,” ujarnya.
BACA JUGA: Biden Hadapi Persaingan dengan China dan Rusia dalam Lawatan ke Asia TenggaraKini ada kekhawatiran bahwa Kamboja mungkin diam-diam mengizinkan kapal-kapal perang China berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Ream di Teluk Thailand.
Beberapa waktu lalu, tahun ini, Beijing menyediakan dana untuk memperbaiki pangkalan itu. Tindakan itu telah meningkatkan ketakutan di antara beberapa negara anggota ASEAN yang khawatir tentang ambisi ekspansionis China di Laut China Selatan.
Presiden Biden mengakhiri hari pertamanya di Kamboja pada jamuan makan malam bersama para pemimpin ASEAN dan mitra-mitra blok itu. Dia melanjutkan pertemuan pada hari Minggu, sebelum menuju ke Bali, Indonesia, untuk menghadiri KTT G-20. [lt/jm]