Direktur Voice of America yang sudah menjabat selama empat tahun, Amanda Bennett, Senin (15/6) mengundurkan diri setelah membela organisasi media yang beroperasi dengan uang pajak rakyat Amerika itu dari serangan-serangan Gedung Putih, bahwa VOA menyebarluaskan propaganda China.
Dalam pesan perpisahan kepada staf VOA, Bennett dan wakilnya, Sandy Sugawara – yang juga mengundurkan diri – menghindari isu ketegangan hubungan dengan pemerintahan Trump. Sebaliknya, keduanya menulis bahwa Michael Pack, pejabat pilihan Trump yang baru-baru ini dikukuhkan Kongres untuk memimpin payung organisasi VOA, “berhak menggantikan kami” dan ini lah saatnya untuk mengundurkan diri.
BACA JUGA: Senat AS Setujui Calon Trump untuk Badan Pemberitaan Federal“Tidak ada hal-hal tentang Anda, hasrat, misi dan integritas Anda yang akan berubah,” tulis keduanya.
“Michael Pack diambil sumpahnya di hadapan Kongres untuk menghormati dan menghargai firewall yang menjamin independensi VOA, yang pada gilirannya menjadi peran yang paling penting dalam menjaga kepercayaan para pendengar atau penonton di seluruh dunia pada kami," imbuhnya.
“Firewall” yang dimaksud Amanda berasal dari undang-undang yang disahkan Kongres Amerika untuk memastikan integritas jurnalistik VOA. Standar ini dikodifikasi pertama kali pada 1976 dalam Piagam VOA, yang kemudian diperkuat menjadi undang-undang – US International Broadcasting Act – yang disahkan pada 1994, dan pada 2016 diperkuat lagi untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak semestinya, dalam bentuk pengaruh atau tekanan pada VOA oleh agen atau pejabat pemerintah Amerika.
Pertanyaan tentang independensi VOA – dan kekhawatiran bahwa pemerintah Trump mungkin menjadikan kantor-kantor berita pemerintah sebagai alat hubungan masyarakat – menguat dalam beberapa bulan terakhir ini, ketika Presiden Trump mendorong pengukuhan Michael Pack di Senat.
Piagam VOA mensyaratkan badan ini untuk membuat laporan-laporan bagi penonton atau pendengar di luar Amerika – di Rusia, Iran, China dan negara-negara lain di mana masih terjadi penyensoran dan tekanan – untuk menjadi media yang “akurat, obyektif dan komprehensif,” dan untuk “mewakili Amerika, bukan satu kelompok masyarakat Amerika saja.”
April lalu situs Gedung Putih menuding VOA menyampaikan propaganda China dengan memasang video tentang dimulainya kembali kegiatan ekonomi di Wuhan setelah pandemi virus corona melumpuhkan kota itu. “VOA terlalu sering bicara atas nama musuh-musuh Amerika, bukan warganya,” ujar situs itu.
Manajer media sosial Presiden Trump, Dan Scavino, mendorong gagasan tersebut di Twitter, dengan mengatakan “para pembayar pajak Amerika – membayari propaganda China, lewat badan yang dibiayai pemerintah Amerika, Voice of America! Memalukan!”
BACA JUGA: Panel Senat Setujui Nominasi untuk Kepala Pemberitaan FederalPernyataan itu disampaikan tanpa mempedulikan bahwa video yang dipasang itu adalah video Associated Press dan bukan video VOA, atau statistik yang dikutip VOA – dan kritik Gedung Putih tentang kematian akibat virus corona di China yang dilaporkan John Hopkins University and Medicine, dan secara luas dinilai sebagai penghitungan yang paling dapat dipercaya.
Bennett membantah keras tuduhan propaganda itu dan memberikan daftar laporan VOA yang menantang China.
Namun Trump dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih tetap mengatakan “jika Anda menyimak laporan Voice of Amerika, itu menjijikan,” ujar Trump. “Hal-hal yang mereka katakan terhadap negara kita, menjijikkan. Dan Michael Pack akan masuk dan bekerja dengan baik,” tambah presiden.
VOA pada Minggu (14/6) melaporkan bahwa Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) telah memasukkan wartawan-wartawan VOA dalam daftar cekal, demikian menurut nota internal CDC yang kemudian meluas pada publik. Sebagai alasan karena tidak memenuhi permintaan wawancara dari wartawan-wartawan VOA, CDC mengutip tuduhan situs Gedung Putih terhadap China.
Bennett, dalam pernyataan tertulis, menyerukan pada CDC untuk “segera mencabut” kebijakan itu, dengan mengatakan kebijakan itu “didasarkan pada pernyataan publik Gedung Putih,” dan [hal itu] “menyusahkan.”
BACA JUGA: Trump vs VOA: Didanai Pemerintah Tak Berarti Bisa DisetirBennett dan Sugaswara menyampaikan surat pengunduran diri mereka pada Senin (15/6) siang. Namun dalam emailnya kepada para anggota staf tidak dirinci soal apakah Gedung Putih atau Michael Pack yang meminta pengunduran diri mereka.
Michael Pack, sutradara konservatif dan teman mantan penasehat Trump, Stephen Bannon, akan memimpin US Agency for Global Media (USAGM), yang mencakup: Radio Free Europe/Radio Liberty, the Middle East Broadcasting Networks, Radio Free Asia dan the Office of Cuba Broadcasting. VOA adalah entitas terbesar dalam USAGM, menyajikan laporan dalam 47 bahasa dan memiliki pendengar mingguan lebih dari 280 juta. [em/ft]