Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan tiba di kediamannya di Lahore pada Sabtu (13/5) setelah dibebaskan dengan jaminan. Pembebasan itu terjadi setelah Pakistan selama beberapa terakhir diwarnai oleh sejumlah drama hukum dan kerusuhan nasional terkait penangkapan Khan atas tuduhan korupsi.
Khan diserbu oleh puluhan pasukan paramiliter dan ditangkap pada selasa (9/5) saat tiba di pengadilan. Hal tersebut memicu bentrokan kekerasan antara pendukungnya dan pasukan keamanan di beberapa kota.
Penahanannya terjadi hanya beberapa jam setelah dia ditegur oleh pihak militer yang berkuasa. Khan menuding pihak militer terlibat dalam upaya pembunuhan terhadapnya tahun lalu.
Khan terjerat dalam banyak kasus hukum -- yang sering membahayakan tokoh-tokoh oposisi di Pakistan -- sejak ia digulingkan dari kekuasaan pada April 2022.
BACA JUGA: Pengadilan Pakistan Perintahkan Pembebasan Mantan PM Khan dengan Jaminan
"Pemimpin partai terbesar di negara itu diculik dari pengadilan tinggi, dan di depan seluruh bangsa," kata Khan kepada AFP dari gedung pengadilan.
"Mereka memperlakukan saya seperti seorang teroris, ini harus mendapat reaksi," katanya tentang protes yang terjadi kemudian.
Khan akhirnya meninggalkan pengadilan yang dijaga ketat pada Jumat (12/5) malam, beberapa jam setelah sidangnya berakhir dan ketika pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, yang membalas dengan gas air mata. Tembakan juga ditembakkan ke arah petugas, kata polisi.
Ribuan pendukungnya mengamuk di kota-kota sebagai protes atas penahanan Khan sejak Selasa, membakar bangunan, memblokir jalan dan bentrok dengan polisi di luar instalasi militer.
Sedikitnya sembilan orang tewas dalam kerusuhan itu, kata polisi dan rumah sakit.
Ratusan petugas polisi terluka dan lebih dari 4.000 orang ditahan, sebagian besar di Provinsi Punjab dan Khyber Pakhtunkhwa, menurut pihak berwenang. [ah/ft]