Dinas Intelijen AS dan Inggris Langgar Privasi dan Keamanan Online

Seorang pengunjuk rasa menentang NSA dan memberikan dukungan kepada Edward Snowden dengan berdiri di luar wilayah yang dijuluki "Dagger Complex", basis intelijen Angkatan Darat AS di Griesheim, Jerman, 20 Juli 2013 (Foto: dok).

Dokumen-dokumen yang dibocorkan Edward Snowden mengindikasikan bahwa dinas mata-mata Amerika dan Inggris telah meretas kode-kode enkripsi yang dirancang untuk memberi privasi dan keamanan online.
Dokumen-dokumen yang diungkap mantan analis intelijen Amerika, Edward Snowden, menunjukkan Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA) dan dinas intelijen Inggris GCHQ – yang menjalin kerjasama erat – melanggar jaminan yang diberikan perusahaan-perusahaan internet kepada para pelanggan mereka bahwa komunikasi dan data pribadi mereka terjaga kerahasiaannya.

Kode-kode itu digunakan oleh ratusan juta orang untuk melindungi data pribadi mereka, transaksi online, dan korespondensi email.

Dokumen-dokumen itu mengungkapkan bahwa dinas-dinas keamanan tersebut telah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan internet untuk membiarkan adanya kelemahan dalam piranti lunak enkripsi komersial mereka.

Catatan-catatan rahasia itu Edward Snowden menunjukkan NSA menghabiskan 250 juta dolar per tahun untuk program itu, dan dinas intelijen Inggris berusaha mengembangkan cara-cara meretas masuk arus lalu lintas informasi yang disandikan perusahaan-perusahaan seperti Yahoo, Google, Hotmail dan Facebook.

Informasi yang dibocorkan itu kemungkinan akan mengundang kecaman para pendukung hak privasi. Para pejabat pemerintah Amerika berargumentasi bahwa usaha-usaha pemantauan yang dilakukan NSA hanya ditujukan untuk menghentikan terorisme.