Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hari Rabu (17/10) menunjuk diplomat Belanda, Sigrid Kaag untuk mengepalai misi pemusnahan senjata kimia Suriah.
NEW YORK —
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan ia sedang mengintensifkan segala upaya untuk merealisasikan perundingan perdamaian Jenewa pada pertengahan November.
Ban Ki-moon secara mengejutkan hadir dalam konferensi pers regular PBB Rabu (17/10) untuk memperkenalkan Sigrid Kaag yang ditunjuknya untuk mengkoordinasikan Misi Bersama PBB-Organisasi Larangan Senjata Kimia (Organization for the Prohibition of Chemical Weapons atau OPCW) untuk memusnahkan persenjataan kimia Suriah.
Ban mengatakan, Kaag, yang memiliki 20 tahun pengalaman dalam bidang diplomatik dan PBB, akan melaporkan hasil perundingan langsung kepadanya dan Direktur Jenderal OPCW yang berbasis di Den Haag.
"Perannya meliputi memastikan akses dan keamanan para peneliti OPCW, serta adanya dukungan logistik, komunikasi, medis, administrasi dan kebijakan; bidang-bidang yang bisa dilakukan dengan baik oleh PBB," kata Ban.
Ban mengatakan Kaag akan berkantor di Siprus, di mana misi bersama itu memiliki pangkalan opeasinya. Sekretaris Jenderal itu mengatakan Koordinator Khusus yang baru juga akan mengelola penyediaan bantuan internasional untuk pemusnahan seluruh senjata kimia Suriah.
“Kami tidak meremehkan mengenai tantangan-tantangan di masa depan. Situasi di Suriah tetap berbahaya dan tak terduga. Kerjasama dari semua pihak di Suriah sangat diperlukan," tambahnya.
Sejak 2010, Kaag yang berusia 52 tahun, menjabat sebagai Pembantu Sekretaris-Jenderal dalam Program Pembangunan PBB (UNDP). Dia mempunyai pengalaman yang luas di Timur Tengah dan bisa berbicara bahasa Arab. Kaag hanya membuat pernyataan sangat singkat kepada pers.
"Saya merasa sangat terhormat, dan rendah hati, mendapat kepercayaan melakukan tugas yang sangat kompleks dan menantang itu," ujar Kaag.
Kaag mengatakan dia akan pergi ke Den Haag hari Jumat untuk berkonsultasi dengan Direktur Jenderal OPCW.
Ban Ki-moon menyatakan dengan jelas bahwa walaupun PBB telah mengurus program pemusnahan senjata kimia Suriah, PBB tidak berhenti berupaya keras untuk menyelesaikan krisis politik Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan membuat jutaan lebih orang mengungsi.
Ban mengatakan dia dan para penasihatnya meningkatkan segala upaya untuk menyelenggarakan konferensi damai Jenewa pada pertengahan November.
Ban Ki-moon secara mengejutkan hadir dalam konferensi pers regular PBB Rabu (17/10) untuk memperkenalkan Sigrid Kaag yang ditunjuknya untuk mengkoordinasikan Misi Bersama PBB-Organisasi Larangan Senjata Kimia (Organization for the Prohibition of Chemical Weapons atau OPCW) untuk memusnahkan persenjataan kimia Suriah.
Ban mengatakan, Kaag, yang memiliki 20 tahun pengalaman dalam bidang diplomatik dan PBB, akan melaporkan hasil perundingan langsung kepadanya dan Direktur Jenderal OPCW yang berbasis di Den Haag.
"Perannya meliputi memastikan akses dan keamanan para peneliti OPCW, serta adanya dukungan logistik, komunikasi, medis, administrasi dan kebijakan; bidang-bidang yang bisa dilakukan dengan baik oleh PBB," kata Ban.
Ban mengatakan Kaag akan berkantor di Siprus, di mana misi bersama itu memiliki pangkalan opeasinya. Sekretaris Jenderal itu mengatakan Koordinator Khusus yang baru juga akan mengelola penyediaan bantuan internasional untuk pemusnahan seluruh senjata kimia Suriah.
“Kami tidak meremehkan mengenai tantangan-tantangan di masa depan. Situasi di Suriah tetap berbahaya dan tak terduga. Kerjasama dari semua pihak di Suriah sangat diperlukan," tambahnya.
Sejak 2010, Kaag yang berusia 52 tahun, menjabat sebagai Pembantu Sekretaris-Jenderal dalam Program Pembangunan PBB (UNDP). Dia mempunyai pengalaman yang luas di Timur Tengah dan bisa berbicara bahasa Arab. Kaag hanya membuat pernyataan sangat singkat kepada pers.
"Saya merasa sangat terhormat, dan rendah hati, mendapat kepercayaan melakukan tugas yang sangat kompleks dan menantang itu," ujar Kaag.
Kaag mengatakan dia akan pergi ke Den Haag hari Jumat untuk berkonsultasi dengan Direktur Jenderal OPCW.
Ban Ki-moon menyatakan dengan jelas bahwa walaupun PBB telah mengurus program pemusnahan senjata kimia Suriah, PBB tidak berhenti berupaya keras untuk menyelesaikan krisis politik Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan membuat jutaan lebih orang mengungsi.
Ban mengatakan dia dan para penasihatnya meningkatkan segala upaya untuk menyelenggarakan konferensi damai Jenewa pada pertengahan November.