Penghentian semua operasi Kedutaan Suriah di AS berarti kedutaan Suriah di Washington DC secara efektif akan ditutup, termasuk konsulat kehormatan di kota Troy, Michigan dan kota Houston, negara bagian Texas.
WASHINGTON DC —
Amerika telah memerintahkan penghentian segera semua operasi Kedutaan Besar Suriah, dan telah memerintahkan semua personil yang bukan warga negara Amerika atau penduduk legal untuk meninggalkan Amerika.
Perintah tersebut berarti kedutaan Suriah di Washington DC secara efektif akan ditutup, termasuk konsulat kehormatan di Troy, negara bagian Michigan, dan Houston, negara bagian Texas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan, "Para diplomat dan keluarga mereka memiliki waktu hingga 31 Maret untuk menyelesaikan urusan mereka dan meninggalkan Amerika. Staf administrasi memiliki waktu hingga 30 April untuk secara resmi menutup operasi sebelum mereka harus berangkat."
Menurut Utusan Khusus AS untuk Suriah, Daniel Rubenstein, Amerika mengambil keputusan itu setelah Kedutaan Besar Suriah di Washington mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan layanan konsuler, dan "berdasarkan pertimbangan kekejaman rezim Assad yang telah dilakukan terhadap rakyat Suriah." Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan, "Kami telah menentukan tidak dapat diterima bahwa orang-orang yang ditunjuk oleh rezim itu dapat menjalankan operasi diplomatik atau konsuler di Amerika."
Rubenstein mengatakan bahwa pekan ini adalah ulang-tahun tiga tahun revolusi Suriah. "Selama tiga tahun," kata Rubenstein, "Bashar al-Assad telah menolak untuk mengindahkan permintaan rakyat Suriah untuk mengundurkan diri. Ia telah memimpin perang melawan rakyatnya sendiri dan menciptakan bencana kemanusiaan dalam upaya mempertahankan kekuasaan dan melindungi kepentingan yang sempit."
Ketika ditanya tentang penutupan kedutaan dalam acara pertemuan langsung dengan para mahasiswa di Washington, Menteri Luar Negeri John Kerry merujuk pada "tidak diakuinya rezim Assad," mencatat kematian 140 ribu rakyat Suriah, lebih dari 10 ribu di antaranya adalah anak-anak, jutaan pengungsi dan rakyat terusir dari rumah mereka, penggunaan senjata kimia dan bom barel oleh pemerintah Suriah. John Kerry mengatakan, "Kami merasa keberadaan kedutaan yang mewakili Suriah di sini dan harus kita pandang serius sama dengan penghinaan, dan karenanya kami tutup."
Rubenstein menambahkan bahwa Amerika belum memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah. "Amerika terus mempertahankan hubungan diplomatik dengan Suriah sebagai ungkapan hubungan lama kita dengan rakyat Suriah, sebuah kepentingan yang akan bertahan lama setelah Bashar al Assad meninggalkan jabatannya. “Amerika," katanya, "akan terus membantu pihak-pihak yang mengupayakan perubahan di Suriah, untuk membantu mengakhiri pembantaian, dan untuk menyelesaikan krisis melalui negosiasi. Demi kepentingan rakyat Suriah."
Perintah tersebut berarti kedutaan Suriah di Washington DC secara efektif akan ditutup, termasuk konsulat kehormatan di Troy, negara bagian Michigan, dan Houston, negara bagian Texas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan, "Para diplomat dan keluarga mereka memiliki waktu hingga 31 Maret untuk menyelesaikan urusan mereka dan meninggalkan Amerika. Staf administrasi memiliki waktu hingga 30 April untuk secara resmi menutup operasi sebelum mereka harus berangkat."
Menurut Utusan Khusus AS untuk Suriah, Daniel Rubenstein, Amerika mengambil keputusan itu setelah Kedutaan Besar Suriah di Washington mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan layanan konsuler, dan "berdasarkan pertimbangan kekejaman rezim Assad yang telah dilakukan terhadap rakyat Suriah." Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan, "Kami telah menentukan tidak dapat diterima bahwa orang-orang yang ditunjuk oleh rezim itu dapat menjalankan operasi diplomatik atau konsuler di Amerika."
Rubenstein mengatakan bahwa pekan ini adalah ulang-tahun tiga tahun revolusi Suriah. "Selama tiga tahun," kata Rubenstein, "Bashar al-Assad telah menolak untuk mengindahkan permintaan rakyat Suriah untuk mengundurkan diri. Ia telah memimpin perang melawan rakyatnya sendiri dan menciptakan bencana kemanusiaan dalam upaya mempertahankan kekuasaan dan melindungi kepentingan yang sempit."
Ketika ditanya tentang penutupan kedutaan dalam acara pertemuan langsung dengan para mahasiswa di Washington, Menteri Luar Negeri John Kerry merujuk pada "tidak diakuinya rezim Assad," mencatat kematian 140 ribu rakyat Suriah, lebih dari 10 ribu di antaranya adalah anak-anak, jutaan pengungsi dan rakyat terusir dari rumah mereka, penggunaan senjata kimia dan bom barel oleh pemerintah Suriah. John Kerry mengatakan, "Kami merasa keberadaan kedutaan yang mewakili Suriah di sini dan harus kita pandang serius sama dengan penghinaan, dan karenanya kami tutup."
Rubenstein menambahkan bahwa Amerika belum memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah. "Amerika terus mempertahankan hubungan diplomatik dengan Suriah sebagai ungkapan hubungan lama kita dengan rakyat Suriah, sebuah kepentingan yang akan bertahan lama setelah Bashar al Assad meninggalkan jabatannya. “Amerika," katanya, "akan terus membantu pihak-pihak yang mengupayakan perubahan di Suriah, untuk membantu mengakhiri pembantaian, dan untuk menyelesaikan krisis melalui negosiasi. Demi kepentingan rakyat Suriah."