Direktur FBI James Comey memberikan kesaksian di depan Komisi Kehakiman Senat. Dapat dipastikan ia menghadapi pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang telah ditemukan para penyidik terkait peretasan yang dilakukan Moskow terhadap komputer staf Partai Demokrat yang bekerja untuk pesaing Trump dalam pemilihan presiden, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dan perilisan email oleh Wikileaks yang mempermalukan kampanye Clinton, dan juga kemungkinan kolusi antara kampanye Trump dan kepentingan Rusia.
Pemilihan presiden telah berlangsung enam bulan yang lalu, tetapi peran Comey masih menimbulkan perbedaan pendapat sengit antara Clinton dan Trump.
Dalam pernyataan publiknya secara ekstensif yang pertama mengenai hasil pemilihan, Clinton hari Selasa menyatakan bahwa kekalahannya dalam pemilihan sebagian disebabkan Comey.
Clinton mengatakan ia yakin akan memperoleh kemenangan ketika 11 hari sebelum pemilihan Comey mengatakan FBI membuka kembali penyidikan mengenai apakah Clinton ceroboh dalam menangani server email pribadinya selagi menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Berbulan-bulan sebelumnya, Comey mengatakan tidak cukup bukti untuk mengajukan dakwaan kriminal terhadap Clinton meskipun ia sangat ceroboh menangani pesan-pesan emailnya. Kemudian, mendekati pemilihan, Comey mengatakan tidak ditemukan bukti baru.
"Gabungan antara surat Comey tanggal 28 Oktober dan Wikileaks Rusia menimbulkan keraguan di kalangan orang-orang yang semula ingin memilih saya, yang kemudian berganti haluan," katanya. "Dan bukti mengenai adanya campur tangan, menurut saya, cukup kuat dan meyakinkan."
Trump, dalam pesan Twitter hari Rabu, mengemukakan pandangan yang sangat berbeda mengenai tindakan Comey, dengan mengatakan Direktur FBI itu "sudah sangat berbaik hati kepada Clinton dengan mengabaikan berbagai kesalahan yang dilakukannya!" ketika ia mengatakan bahwa Clinton tidak berbuat salah bulan Juli tahun lalu.
Trump menepis penyidikan FBI dan Kongres mengenai temuan komunitas intelijen bahwa Moskow telah membantunya meraih kemenangan.
"Berita palsu mengenai Trump/Rusia adalah dalih yang digunakan partai Demokrat sebagai justifikasi atas kekalahannya dalam pemilihan," katanya melalui Twitter. "Bisa saja kan Trump telah menjalankan kampanye yang hebat?"
Penyidikan FBI dan Kongres memusatkan perhatian antara lain pada kaitan antara penasihat keamanan nasional pertama Trump, Jenderal Purnawirawan Michael Flynn, dan Rusia. Tetapi Flynn hanya menjabat selama 24 jam pada awal kepresidenan Trump, karena Trump memecatnya setelah didapati bahwa Flynn berdusta kepada Wakil Presiden Mike Pence dan pejabat lain mengenai kontak yang dilakukannya dengan Duta Besar Rusia di Washington pada pekan-pekan sebelum Trump dilantik menjadi presiden. [ds]