Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, Rabu (5/7) bertolak menuju PLTN Fukushima Jepang.
Kunjungan ini berlangsung sehari setelah pemimpin badan pengawas nuklir PBB itu mengumumkan bahwa rencana yang diusulkan Jepang untuk membuang air olahan limbah ke Samudra Pasifik telah sesuai dengan standar keselamatan badan tersebut, dengan “dampak radiologis yang diantisipasi dapat diabaikan terhadap lingkungan, artinya terhadap air, ikan dan sedimen.”
Grossi mengatakan, “Saya akan bertemu dengan manajemen PLTN itu dan juga akan membangun kehadiran IAEA yang permanen di PLTN itu, dan akan bertemu dengan para pemangku kepentingan setempat; sebelas wali kota di kawasan, asosiasi nelayan dan semua yang memiliki pendapat mengenai itu, karena saya percaya pada transparansi, dialog terbuka dan pada dasarnya saya percaya pada validitas apa yang kami lakukan.”
Grossi memberikan tinjauan terakhir, yang dimulai atas permintaan Tokyo pada 2021, kepada PM Jepang Fumio Kishida, yang akan mengambil keputusan akhir mengenai seberapa cepat pelepasan air limbah yang kontroversial itu akan dimulai.
Sementara itu China, Selasa (5/7) mengingatkan bahwa persetujuan badan PBB itu seharusnya tidak menjadi “izin” bagi Jepang untuk melepaskan air limbah Fukushima yang telah diolah ke Samudra Pasifik. [uh/ab]