Diserang Milisi, Libya Stop Ekspor dari Lapangan Minyak Terbesar

Pemandangan lapangan minyak El Sharara di Libya, 3 Desember 2014.

Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC), Senin (10/12), menyatakan keadaan kahar (force majeure) untuk ekspor dari lapangan minyak El Sharara, yang akhir pekan lalu dikuasai oleh kelompok milisi setempat.

Dilaporkan Reuters, akibat penghentian pengiriman, Libya kehilangan produksi hingga 315 ribu barel per hari (bph) dari lapangan minyak terbesar dan ditambah kehilangan produksi 73 ribu bph dari lapangan minyak El Feel.

Produksi bahan bakar minyak di kilang Zawiya juga terancam karena mengandalkan pasokan dari Sharara, kata NOC dalam pernyataannya. Perusahaan milik negara itu menambahkan sedang “mengkaji” rencana evakuasi.

Kata NOC Libya, kelompok milisi bersenjata menyerang lapangan minyak tersebut pada Sabtu (8/12) setelah beberapa penjaga dan warga setempat yang mengaku bagian dari Garda Fasilitas Perminyakan (PFB) memaksa untuk membuka gerbang-gerbang.

Anggota kelompok bersenjata, yang menurut sumber Reuters, termasuk warga kelompok etnis dari wilayah miskin menginap semalam di wilayah yang tidak diamankan. Mereka menjalankan ancaman yang dikeluarkan pada Oktober bahwa akan menghentikan produksi, jika pihak berwenang tidak menambah dana pembangunan.

Libya saat ini diperintah oleh dua pemerintah terpisah yang lemah. NOC sering menjadi sasaran penyerangan oleh para kelompok bersenjata, kelompok etnis, dan masyarakat umum Libya yang melampiaskan marah terhadap tingkat inflasi yang tinggi dan kurangnya infrastruktur. Mereka menganggap NOC mengantongi miliaran dolar dari penjualan minyak dan gas.

Menurut laporan Reuters, lapangan minyak Sharara sudah diserang sebanyak 110 kali sejak 2011, ketika Muammar Gaddafi ditumbangkan. [ft/au]