Rusia umumkan keadaan darurat "tingkat federal" di wilayah Kursk dan mengirim bala bantuan ke sana pada hari Jumat (9/8), empat hari setelah ratusan tentara Ukraina menyerbu perbatasan dalam serangan terbesar oleh Ukraina di wilayah Rusia sejak perang dimulai.
Sementara itu, pihak berwenang mengatakan sedikitnya 10 orang dan 35 lainnya terluka akibat serangan rudal yang diluncurkan pesawat Rusia, menghantam pusat perbelanjaan di Donetsk, Ukraina pada siang hari.
Pusat perbelanjaan tersebut terletak di kawasan permukiman di Kostiantynivka, wilayah Donetsk, Ukraina timur. Asap hitam pekat mengepul di atasnya setelah serangan itu.
"Ini adalah serangan terarah lainnya di tempat ramai, aksi teror lain oleh Rusia," kata kepala wilayah Donetsk Vadym Filashkin dalam sebuah posting di Telegram.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa bala bantuan sedang dalam perjalanan ke wilayah Kursk untuk melawan serangan lintas batas pasukan Ukraina yang berani. Rusia mengerahkan sejumlah peluncur roket, senjata artileri derek, tank yang diangkut dengan trailer, dan kendaraan berat beroda rantai, kata kantor berita RIA-Novosti, mengutip Kementerian Pertahanan.
"Situasi operasional di wilayah Kursk masih sulit," kata penjabat gubernur Kursk Alexei Smirnov di Telegram.
Petugas layanan sosial dan asosiasi sipil memberikan bantuan kepada warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pertempuran, katanya. Jumlah warga Kursk yang dievakuasi menurut catatan terakhir, mencapai 3.000 orang.
Hanya sedikit informasi yang dapat diandalkan tentang operasi kejutan oleh Ukraina itu, yang tujuan strategisnya tidak jelas. Pejabat Ukraina menolak berkomentar secara khusus tentang serangan yang berlangsung sekitar 500 kilometer di barat daya Moskow tersebut.
Namun seorang penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan hari Kamis bahwa serangan wilayah perbatasan ini akan menyebabkan Rusia "mulai menyadari bahwa perang perlahan-lahan merayap ke dalam wilayah Rusia." Myhailo Podolyak juga menyarankan bahwa operasi lintas batas itu akan memperbaiki posisi Kyiv, jika terjadi perundingan (damai) dengan Moskow.
Serangan itu terjadi saat tentara Ukraina bekerja keras untuk menahan gempuran intensif Rusia di posisi-posisi garis depan di Ukraina timur, terutama di wilayah Donetsk. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan bahwa ia ingin merebut bagian-bagian Donetsk lainnya yang belum dikuasai oleh pasukan Kremlin.
Sementara, Rusia juga mengumumkan keadaan darurat tingkat federal jika di wilayahnya ada lebih dari 500 korban atau kerusakan melebihi 500 juta rubel (sekitar $6 juta).
Pertempuran di Kursk telah memperoleh perhatian besar di media Rusia, di situs-situs berita dan saluran televisi pemerintah.
Saluran TV pemerintah Rossiya-1 menayangkan 10 menit pertama dari siaran berita pukul 11 pagi hari Jumat untuk membahas berbagai aspek situasi. Tidak ada laporan dari garis depan, tetapi siaran berita diawali dengan video dari Kementerian Pertahanan Rusia yang konon memperlihatkan penghancuran kendaraan militer Ukraina dan howitzer.
Sebagian besar liputannya adalah tentang situasi kemanusiaan, anak-anak dibawa ke tempat penampungan dengan bus, orang-orang di wilayah lain mengumpulkan makanan dan popok serta perlengkapan lain untuk dikirim ke Kursk.
The Institute for the Study of War, sebuah lembaga kajian yang berpusat di Washington, mengatakan pasukan Ukraina telah terus maju dengan "kemajuan cepat" mereka lebih dalam ke wilayah Kursk, dilaporkan hingga 35 kilometer di luar perbatasan.
"Kurangnya respons Rusia yang koheren terhadap serangan Ukraina ke wilayah Kursk ... dan laporan terkait laju kemajuan Ukraina, menunjukkan bahwa pasukan Ukraina mampu melakukan kejutan operasional," kata ISW yang berpusat di Washington Kamis malam.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat hanya mengatakan bahwa militer “terus menangkis upaya invasi” dan menanggapinya dengan serangan udara, artileri, dan pasukan di darat.
BACA JUGA: Pertempuran Rusia-Ukraina Masuki Hari ke-3 di Kursk, RusiaUkraina juga terus melanjutkan strateginya untuk menyerang daerah-daerah belakang dengan pesawat nirawak jarak jauh, yang menargetkan lokasi militer, kilang minyak, dan infrastruktur lainnya.
Pesawat-pesawat nirawak Ukraina juga menyerang wilayah Lipetsk Rusia, yang berjarak sekitar 300 kilometer (180 mil) dari perbatasan Ukraina Kamis malam, kata pihak berwenang.
Pesawat nirawak yang dioperasikan oleh Dinas Keamanan Ukraina menyerang lapangan terbang militer di sana, kata seorang pejabat keamanan kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
"Lapangan terbang itu merupakan pangkalan bagi jet tempur dan helikopter serta lebih dari 700 bom luncur kuat yang disimpan di sana,” kata sumber itu.
Angkatan Darat Ukraina juga mengonfirmasi serangan terhadap lapangan terbang Lipetsk-2 pada Jumat pagi, dengan mengatakan bahwa lapangan terbang itu digunakan sebagai pangkalan bagi beberapa jet tempur Su-34, Su-35, dan MiG-31.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sedikitnya 75 pesawat nirawak Ukraina berhasil ditembak jatuh pada malam hari, 19 di antaranya di atas kota Lipetsk. [es/pp]