Disetujui BPOM, Kapan Anak di Bawah 12 Tahun Divaksinasi Sinovac?

Seorang petugas kesehatan menunjukkan satu dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac di sebuah puskemas di Jakarta, 14 Januari 2021. (Foto: Willy Kurniawan/Reuters)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan otorisasi izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin COVID-19 Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun. Namun pemerintah tetap akan memprioritaskan target vaksinasi 208 juta penduduk di luar anak-anak tersebut.

BPOM telah memberikan otorisasi izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Sinovac kepada anak dengan rentang usia 6-11 tahun. Persetujuan perluasan indikasi ini diperoleh setelah dilakukan pembahasan dan pengkajian bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap aspek khasiat dan keamanannya.

Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, aspek khasiat dan keamanan vaksin Sinovac pada anak dinilai berdasarkan studi klinik di China dengan total subjek 1.050 anak yang menunjukkan penggunaan vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Profil keamanan pada anak usia 6-11 tahun sebesar 11 persen, sebanding dengan profil keamanan pada usia 12-17 tahun yang sudah disetujui sebesar 14 persen.

Seorang petugas medis memberikan suntikan vaksin Sinovac COVID-19 kepada seorang siswa saat berlangsungnya kampanye vaksinasi untuk anak-anak usia 12-17 tahun di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, Kamis, 12 Agustus 2021. (AP Photo/Binsar Bakkara)

Semua laporan kejadian tidak diinginkan (adverse events) yang teramati termasuk dalam kategori grade 1 dan 2 (ringan hingga sedang). Terkait dengan efek pembentukan respons imun (imunogenisitas) vaksin ini pada anak usia 6-11 tahun, berdasarkan hasil pengamatan uji antibodi netralisasi 28 hari setelah vaksinasi dosis ke-2 menunjukkan seropositive rates dan seroconversion rates mendekati 100 persen. Nilai titer antibodi (Geometric Mean Titre/GMT) pada anak lebih tinggi dari titer antibodi pada kelompok dewasa yang sudah diketahui efikasinya (GMT: 118,7 vs 14,1). Dari hasil studi-studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Vaksin Sinovac dengan pemberian dosis 600 SU aman dan memberikan respons imun yang baik pada anak usia 6-11 tahun.

“Berdasarkan pertimbangan tersebut, Badan POM memutuskan bahwa permohonan penambahan indikasi Vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun dengan pemberian dua dosis (600 SU atau 0,5mL/dosis) dalam interval pemberian empat minggu, dapat diterima. Dengan persetujuan ini, maka Vaksin Sinovac merupakan vaksin pertama yang disetujui di Indonesia untuk anak usia 6-11 tahun,” ungkap Penny dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (2/11).

Kapan Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Dilakukan?

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmidzi menyambut baik pemberian EUA vaksin Sinovac untuk digunakan pada usia anak di bawah 12 tahun. Meski begitu, untuk saat ini pemerintah masih memprioritaskan agar target vaksinasi awal kepada 208 juta penduduk tercapai terlebih dahulu, mengingat tingkat risiko keparahan dan kematian pada rentang usia dewasa muda atau 30 tahun ke atas lebih tinggi dibandingkan dengan anak usia 6-12 tahun tersebut.

Jubir Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi. (VOA)

Nadia menjelaskan, pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi masyarakat hingga 85 persen dari target untuk dosis pertama, dan 60 persen dari target untuk dosis lengkap pada akhir tahun ini.

“Ini tentunya, jumlah vaksin yang akan kita suntikan kurang lebih mencapai 300 juta dosis, ini yang menjadi target kita di akhir tahun dengan sasaran 208 juta orang sasaran, ini yang menjadi target prioritas kita. Paling lambat untuk pelaksanaan vaksinasi pada anak 6-11 tahun itu kita perkirakan mungkin sekitar awal Januari (2022) (paling lambat),” ungkap Nadia kepada VOA.

Adapun target sasaran untuk anak di bawah usia 12 tahun ini diperkirakan mencapai 25,5 juta-27 juta anak, dengan estimasi kebutuhan stok tambahan vaksinasi hingga 28 juta dari vaksin yang sebelumnya sudah dipesan oleh pemerintah.

Your browser doesn’t support HTML5

Disetujui BPOM, Kapan Anak di Bawah 12 Tahun Divaksinasi Sinovac?

“Tetap dua kali penyuntikan, tapi kalau kemarin dosisnya 0,5 ml, sekarang mungkin (untuk anak) 0,2 ml atau 0,3 ml,” tuturnya.

Selain itu, pelaksanaan vaksinasi pada kalangan anak-anak tersebut juga tergantung kepada ketersediaan stok vaksin dari Sinovac itu sendiri. Pemerintah saat ini sedang menjajaki untuk melakukan kembali pembelian stok vaksin untuk digunakan kepada anak di bawah usia 12 tahun tersebut.

Botol vaksin Sinovac terlihat di rumah sakit, saat berlangsungnya vaksinasi massal untuk COVID-19, di Jakarta, 21 Januari 2021. (Foto: Reuters/Willy Kurniawan)

Terkait teknis pelaksanaan, pihaknya akan bekerja sama dengan IDAI dan ITAGI untuk menentukan proses skriningnya akan seperti apa, mengingat hal ini dipastikan akan berbeda dengan kalangan dewasa.

“Karena kalau pada anak, mereka lebih pada penyakit bawaan seperti penyakit jantung konjengitas, leukemia, asma, itu kan adalah penyakit-penyakit yang pada anak. Agak berbeda sedikit pada usia dewasa dimana mungkin sudah ada penyakit komorbid. Kalau ini anak cenderung adalah penyakit kelainan bawaan atau penyakit infeksi. Ini yang sedang artinya kita menunggu rekomendasi IDAI, dan ITAGI tentang pelaksanaan vaksinasi,” tuturnya.

Vaksinasi COVID-19 Pada Anak Wajib

Senada dengan Nadia, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan pemerintah saat ini akan memfokuskan target vaksinasi awal pada 208 juta penduduk terlebih dahulu terutama lansia. Setelah target dosis pertama dan kedua itu tercapai pada akhir tahun ini, maka pemerintah akan segera melakukan vaksinasi pada anak-anak tersebut, dan pemerintah akan mewajibkan anak dengan rentang usia tersebut untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 buatan Sinovac.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. (VOA)

“Nantinya target vaksinasi pada anak menyentuh sekitar 26,4 juta orang dengan kebutuhan dua dosis per orang. Vaksinasi pada target akan menjadi wajib dalam rangka melindungi diri sendiri, dan orang lain di sekitarnya mengingat kegiatan aktivitas sosial masyarakat termasuk di sektor pendidikan secara bertahap kembali berjalan normal,” ungkap Wiku.

Vaksinasi COVID-19 pada Anak di Bawah 12 Tahun Sangat Penting

Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan urgensi vaksinasi pada kalangan anak dengan rentang usia 6-11 tahun tersebut sangat penting. Ia menjelaskan untuk mencapai cakupan ambang batas dari terciptanya kekebalan kelompok atau herd immunity dibutuhkan proporsi dari kelompok anak-anak tersebut.

Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, dalam tangkapan layar. (Foto: VOA/Nurhadi Sucahyo)

“Pada level global saja 32 persen anak-anak itu jumlahnya. Di Indonesia kurang lebih anak usia 5-14 tahun saja sudah 44 juta jumlah. Itu berarti jumlahnya besar. Jadi tanpa ada kontribusi program (vaksinasi) pada anak tentu ambang batas herd immunity ini menjadi sangat sulit dicapai,” ungkapnya kepada VOA.

Lanjut Dicky, meskipun risiko keparahan dan kematian pada kalangan anak-anak di bawah 12 tahun ini sangat rendah namun bukan berarti penularan tidak dapat terjadi. Penularan pada anak-anak ini nyata adanya dan dampak psikologis yang ditimbulkan kepada masyarakat sangat serius. Maka dari itu, vaksinasi kepada anak usia ini sangat penting untuk dilakukan.

“Oleh karena itu, penting program vaksinasi pada anak ditambah dengan adanya pelonggaran-pelonggaran, aktivitas yang melibatkan anak, termasuk juga re-opening sekolah ini menjadi sangat penting untuk melindungi anak dan bahwa fakta semakin menunjukkan bahwa ini akan menjadi endemik yang artinya COVID-19 akan ada dalam waktu yang lama, ya artinya anak-anak seiring waktu harus diberikan proteksi itulah sebab vaksinasi anak menjadi sangat penting,” pungkasnya. [gi/jm]