Sejumlah eksekutif Netflix, mengatakan kepada Reuters, Senin (17/8), perusahaan streaming raksasa AS itu menggenjot layanan langganan khusus selulernya di Asia Tenggara. Langkah itu diambil bersamaan dengan masuknya pesaing berat Netflix, Disney, di pasar yang berkembang pesat.
Platform streaming video terbesar di dunia oleh pelanggan berbayar, Netflix mengatakan kepada Reuters, dari hampir 200 juta pelanggannya di seluruh Dunia, lebih dari satu juta di antaranya berada di Asia Tenggara. Namun, pasar Asia Tenggara – dengan populasi 655 juta –, menurut analis, adalah pasar menggiurkan yang menjanjikan pertumbuh pesat.
Peluncuran Disney + Hotstar di Indonesia pada bulan depan akan menjadi medan pertempuran utama dalam perebutan kue pasar layanan streming.
“Apa yang kami lihat di Asia Tenggara adalah ini adalah pasar yang sangat ponsel-sentris,” kata Ajay Arora, Direktur Netflix untuk Inovasi Produk, kepada Reuters dalam wawancara baru-baru ini. Arora menambahkan hal itumembuat perusahaan mendorong paket data ponsel yang lebih murah dan menyesuaikan produknya agar sesuai dengan ponsel kelas bawah.
BACA JUGA: Industri TV dan Film di California Dapat Mulai Beroperasi pada 12 JuniMenurut sebuah studi oleh Google, Temasek Holdings dan Bain & Co., Asia Tenggara menghasilkan pendapatan sebesar $600 juta dari layanan musik dan video berlangganan pada 2019. Studi itu memperkirakan angka tersebut akan melejit menjadi $3 miliar pada 2025.
Dimulai dengan India pada Agustus 2019, Netflix kini telah meluncurkan paket khusus seluler, di Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia, yang ditawarka dengan harga di bawah $5 atau tak sampai Rp 75 ribu per bulan.
Karantina wilayah berulang di seluruh Asia Tenggara akibat virus corona juga telah meningkatkan minat untuk streaming konten di rumah di seluruh wilayah.
Seorang juru bicara Netflix mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan tersebut "memiliki lebih dari 1 juta pelanggan di beberapa negara Asia Tenggara", tetapi menolak untuk memberikan rinciannya.
Consultancy Media Partners Asia memperkirakan pelanggan layanan streaming video Asia Tenggara akan mencapai 14,7 juta secara keseluruhan pada akhir 2020.
BACA JUGA: Disney Siap Garap Film Soal Idul FitriEksekutif Netflix Arora mengatakan perusahaannya juga sedang berupaya untuk memperluas opsi pembayarannya di negara-negara dengan penetrasi kartu kredit dan debit yang rendah. Di pasar seperti Filipina, pelanggan dapat membayar Netflix melalui paket ponsel mereka, atau dengan membeli kartu Netflix prabayar di toko serba ada.
Perusahaan sedang menghadapi persaingan di kawasan ini tidak hanya dari Disney + yang ambisius dan berada di peringkat global kedua di industri. Saingan regional lainnya termasuk layanan video Hong Kong Viu yang populer dengan drama Korea, serta raksasa teknologi China Tencent's WeTV, yang pada Juni membeli aset platform streaming Malaysia, Iflix.
Disney + saat ini sedang melakukan perekrutan di seluruh wilayah dan diperkirakan akan diluncurkan secara luas dalam beberapa bulan mendatang bersama dengan platform streaming India, Hotstar. Film keluarga dan pahlawan super Disney telah terbukti sukses di Asia Tenggara.
Di Indonesia, negara terpadat keempat di dunia dengan 270 juta orang, Disney + mengatakan pekan lalu akan mulai beroperasi pada September. Mereka akan bekerja sama dengan Telkomsel. Program yang ditawarkan Disney+ akan termasuk lebih dari 300 film lokal.
Bersiap untuk tantangan tersebut, pimpinan konten Netflix Asia Tenggara Myleeta Aga mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan juga membidik Indonesia dan akan terus meningkatkan penawaran konten lokal. Pada Kamis (13/8) pekan lalu, Netflix mengumumkan dua film produksi Indonesia.
Aga mengatakan Netflix berharap dapat segera memulai syuting film di Indonesia dan Thailan. [ah/ft]