Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akhirnya tiba di Rusia, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada Selasa (12/9). Kim akan melakukan pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin – yang diklaim Kremlin sebagai diskusi komprehensif - di tengah peringatan Washington agar mereka tidak membuat kesepakatan apapun terkait senjata.
Sumber Rusia yang mengetahui perjalanan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Kim tiba di Rusia pada Selasa (12/9) pagi, ia meninggalkan keretanya untuk menemui pejabat setempat di Khasan, pintu gerbang kereta utama ke Timur Jauh Rusia, sebelum melanjutkan perjalanan.
Kedatangan Kim juga dilaporkan pada Selasa (12/9) oleh televisi pemerintah Rusia Rossiya 1, yang menunjukkan sebuah kereta api yang konon membawa pemimpin Korea Utara – bercat hijau zaitun yang khas – melintasi sebuah jembatan.
Kim diketahui tidak sering bepergian ke luar negeri, hanya melakukan tujuh perjalanan jauh dari negaranya dan dua kali melintasi perbatasan antar-Korea dalam 12 tahun kekuasaannya. Empat dari perjalanan tersebut dilakukan untuk menyambangi negara sekutu politik utamanya, yaitu China.
“(Lawatan) itu akan menjadi kunjungan penuh,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. “Akan ada negosiasi antara dua delegasi, dan setelah itu, jika perlu, para pemimpin akan melanjutkan komunikasi mereka dalam format satu lawan satu.”
Diskusi juga dapat mencakup bantuan kemanusiaan ke Korea Utara dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan terhadap Pyongyang, kata para pejabat Rusia.
Para pejabat AS, yang pertama kali membocorkan mengenai lawatan tersebut, mengatakan bahwa perundingan senjata antara Rusia dan Korea Utara sedang berjalan secara aktif. Kim serta Putin kemungkinan akan membahas penyediaan senjata kepada Rusia untuk perang di Ukraina.
Putin tiba di Vladivostok pada Senin (11/9), kata kantor berita Rusia TASS. Ia menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Timur, yang berlangsung hingga Rabu (13/9).
BACA JUGA: AS: Korea Utara akan “Tanggung Konsekuensi” untuk Setiap Pasokan Senjata ke RusiaPeskov mengatakan bahwa pertemuan Putin dengan Kim akan dilakukan setelah forum tersebut.
Pyongyang dan Moskow membantah bahwa Korea Utara akan memasok senjata ke Rusia. Moskow sendiri telah menghabiskan banyak senjata setelah melakukan agresi militer selama lebih dari 18 bulan.
Washington dan sekutu-sekutunya menyatakan keprihatinannya atas adanya sejumlah sinyal bahwa kedua negara akan menjalin kerja sama militer yang lebih erat. Korea Utara sendiri diketahui memiliki senjata nuklir. Lawatan itu akan menjadi pertemuan puncak kedua Kim dengan Putin, setelah mereka bertemu pada 2019 dalam perjalanan terakhirnya ke luar negeri.
Peskov mengatakan kepentingan nasional Rusia akan menentukan kebijakannya.
“Seperti yang Anda ketahui, dalam melaksanakan hubungan kami dengan tetangga kami, termasuk Korea Utara, kepentingan kedua negara penting bagi kami, dan bukan peringatan dari Washington,” kata Peskov seperti dikutip media Rusia. [ah/rs]