Dewan Keamanan PBB bersidang Rabu ini, untuk membahas situasi di Suriah, sepekan setelah mengeluarkan pernyataan keras yang mengutuk penumpasan pemerintah terhadap para pemrotes oposisi, dan menyerukan agar dihentikannya kekerasan. Perundingan dilakukan setelah beberapa negara Arab mengutuk kerusuhan tersebut, yang memungkinkan terbukanya celah diplomasi dalam tindakan DK PBB tersebut.
Arab Saudi, Kuwait, Qatar dan Bahrain telah menarik duta besar mereka dari Suriah, sementara Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Selasa kemarin, menyerukan dihentikannya pertumpahan darah.
Assad membela penumpasan terhadap para pemberontak, dengan mengatakan adalah kewajiban bangsa untuk menumpas "pembangkang" yang memblokir jalan-jalan dan “meneror" penduduk.
Kantor berita pemerintah Suriah (SANA) menyebutkan Assad mengatakan kepada Menlu Turki tersebut bahwa pasukannya tidak akan berhenti memberantas "kelompok teroris bersenjata."
Menurut para aktivis, pasukan Suriah telah menewaskan ratusan warga dalam beberapa hari belakangan ini, dengan lebih dari 30 dilaporkan tewas Selasa kemarin saja. Menurut kelompok-kelompok HAM, pasukan keamanan Suriah juga menyerbu desa-desa dekat perbatasan Turki.