Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengutuk pemerintah Suriah atas pembantaian brutal pekan lalu di Houla, yang menewaskan sedikitnya 116 orang termasuk anak-anak.
Dewan yang beranggotakan 15 negara itu mengatakan hari Minggu serangan itu menggunakan artileri dan tembakan tank terhadap daerah kediaman dan sekali lagi menuntut agar Presiden Bashar al-Assad menarik senjata berat dari kota-kota Suriah.
Dewan itu juga mengutuk pembunuhan kaum sipil dengan tembakan jarak dekat, penyiksaan yang sadis dan penggunaan senjata yang melampaui batas terhadap rakyatnya sendiri. Hal tersebut merupakan pelanggaran atas hukum internasional yang berlaku.
Pernyataan itu telah disetujui oleh sekutu Suriah, Rusia, menyerukan supaya orang-orang yang bertanggung jawab dituntut pertanggung-jawabannya.
Sebelumnya hari Minggu, kepala misi PBB di Suriah mengatakan dalam sidang darurat Dewan, kira-kira 116 orang, termasuk 49 anak-anak di bawah usia 10 tahun, tewas dalam serangan itu. Jenderal Robert Mood melalui hubungan video dari Damaskus, mengatakan 300 orang luka-luka dalam insiden itu. Semula peninjau PBB menghitung korban tewas di Houla mencapai 92 orang.
Para pejabat internasional umumnya menyalahkan pemerintah atas pembantaian hari Jumat itu, tetapi Damaskus mengatakan serangan itu dilakukan oleh pasukan pemberontak.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Makdisi, Minggu (27/5) menyebut tuduhan terhadap pemerintah Suriah adalah suatu kebohongan besar. Sebaliknya Jihad Maksidi menuduh ratusan orang bersenjata berat yang menyerang tentara.
Peninjau PBB mengukuhkan bahwa wilayah pemukiman di Houla, sebelah barat-laut Homs telah ditembaki oleh artileri dan tank yang hanya dimiliki oleh pasukan pemerintah.
Dalam suratnya kepada Dewan Keamanan, Sekjen PBB Ban Ki-moon, juga mengatakan para pemantau telah melaporkan adanya tanda-tanda luka tembakan senapan pada sebagian jenazah korban.
Dewan itu juga mengutuk pembunuhan kaum sipil dengan tembakan jarak dekat, penyiksaan yang sadis dan penggunaan senjata yang melampaui batas terhadap rakyatnya sendiri. Hal tersebut merupakan pelanggaran atas hukum internasional yang berlaku.
Pernyataan itu telah disetujui oleh sekutu Suriah, Rusia, menyerukan supaya orang-orang yang bertanggung jawab dituntut pertanggung-jawabannya.
Sebelumnya hari Minggu, kepala misi PBB di Suriah mengatakan dalam sidang darurat Dewan, kira-kira 116 orang, termasuk 49 anak-anak di bawah usia 10 tahun, tewas dalam serangan itu. Jenderal Robert Mood melalui hubungan video dari Damaskus, mengatakan 300 orang luka-luka dalam insiden itu. Semula peninjau PBB menghitung korban tewas di Houla mencapai 92 orang.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Makdisi, Minggu (27/5) menyebut tuduhan terhadap pemerintah Suriah adalah suatu kebohongan besar. Sebaliknya Jihad Maksidi menuduh ratusan orang bersenjata berat yang menyerang tentara.
Peninjau PBB mengukuhkan bahwa wilayah pemukiman di Houla, sebelah barat-laut Homs telah ditembaki oleh artileri dan tank yang hanya dimiliki oleh pasukan pemerintah.
Dalam suratnya kepada Dewan Keamanan, Sekjen PBB Ban Ki-moon, juga mengatakan para pemantau telah melaporkan adanya tanda-tanda luka tembakan senapan pada sebagian jenazah korban.