Dewan Keamanan PBB telah memperpanjang satu tahun lagi mandat kantor pemelihara perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah, dan menyebut keadaan di sana “sangat rapuh.”
Ke-15 anggota Dewan Keamanan di New York hari Kamis (24/1) mendesak pemerintah dan kelompok-kelompok oposisi mematuhi gencatan senjata yang ditanda-tangani dua minggu lalu. Mereka juga mendesak semua pihak agar mematuhi persetujuan lain termasuk pembentukan pemerintah yang berbagi kekuasaan.
Dewan Keamanan mengatakan terserah kepada pemerintah Republik Afrika Tengah untuk menghormati hak azasi manusia, sementara mengutuk dengan kuat penggunaan anak-anak sebagai tentara oleh oposisi bersenjata, pembunuhan warga sipil dan perkosaan.
Utusan khusus PBB untuk Republik Afrika Tengah, Margaret Vogt, mengatakan penting bagi pasukan Afrika untuk tetap berada di negara itu, dengan mengatakan negara itu dapat dengan mudah menjadi seperti Mali.
Dia mengatakan pasukan Afrika telah menciptakan “tembok pelindung” yang menghambat penyebaran ketidak-amanan.
Dewan Keamanan mengatakan terserah kepada pemerintah Republik Afrika Tengah untuk menghormati hak azasi manusia, sementara mengutuk dengan kuat penggunaan anak-anak sebagai tentara oleh oposisi bersenjata, pembunuhan warga sipil dan perkosaan.
Utusan khusus PBB untuk Republik Afrika Tengah, Margaret Vogt, mengatakan penting bagi pasukan Afrika untuk tetap berada di negara itu, dengan mengatakan negara itu dapat dengan mudah menjadi seperti Mali.
Dia mengatakan pasukan Afrika telah menciptakan “tembok pelindung” yang menghambat penyebaran ketidak-amanan.