Para diplomat PBB dengan suara bulat mengumumkan pernyataan Dewan Keamanan PBB hari ini (16/4) terkait peluncuran roket Korea Utara pekan lalu.
Dewan Keamanan PBB mengutuk keras Korea Utara atas upayanya meluncurkan roket jarak jauh minggu lalu dan sepakat memberlakukan sejumlah sanksi baru terhadap negara yang makin terkucil itu.
Dewan Keamanan dengan suara bulat mengadopsi apa yang disebut “pernyataan kepresidenan”, yang menyebut peluncuran Jumat lalu “sebuah pelanggaran serius resolusi Dewan Keamanan” yang bertujuan menghentikan penggunaan teknologi misil balistik oleh Korea Utara. Peluncuran yang gagal itu hanya berlangsung beberapa menit dan berakhir dengan memalukan Korea Utara setelah roket pecah dan jatuh ke Laut Kuning.
Sementara itu, laporan media Jepang yang mengutip sumber diplomatik mengatakan Pyongyang telah membatalkan undangannya bagi para inspektur Badan Energi Atom Internasional untuk mengunjungi sarana nuklirnya. Laporan itu mengatakan tindakan itu diambil sebagai pembalasan atas keputusan Amerika, yang menahan bantuan pangan karena peluncuran satelit yang gagal hari Jumat.
Duta Besar Amerika untuk PBB, Susan Rice, ketua Dewan Keamanan bulan ini mengatakan peluncuran yang gagal itu menyebabkan “keprihatian keamanan serius” disebagian besar wilayah Asia Timur. Ia mengatakan jika Korea Utara menentang komunitas internasional lagi, Dewan Keamanan akan bertindak sepatutnya.
Kecaman PBB itu juga menuntut agar Korea Utara tidak lagi melakukan peluncuran menggunakan teknologi misil balistik dan membatalkan “seluruh program senjata nuklir dan nuklir yang sudah berjalan dalam cara yang sepenuhnya, terverifikasi dan tidak dapat diubah lagi.”
Tahun 2006 dan 2009, Korea Utara menindaklanjuti peluncuran roket dengan ujicoba nuklir. Belum ada tanggapan langsung dari Korea Utara atas resolusi PBB itu.
Korea Utara berusaha melakukan peluncuran hari Kamis, dengan mengatakan negara itu bertujuan untuk menempatkan satelit cuaca di orbit, sebagai bagian dari upacara memperingati ulang-tahun ke-100 kelahiran pendiri nasional Kim Il Sung. Namun, negara-negara Barat mengecam peluncuran itu sebagai kedok untuk mengetes misil balistik yang kemudian dapat dipasangi hulu ledak nuklir.
Roket tersebut hancur sesaat setelah diluncurkan dan menjatuhkan banyak pecahannya ke Laut Kuning.
Dewan Keamanan dengan suara bulat mengadopsi apa yang disebut “pernyataan kepresidenan”, yang menyebut peluncuran Jumat lalu “sebuah pelanggaran serius resolusi Dewan Keamanan” yang bertujuan menghentikan penggunaan teknologi misil balistik oleh Korea Utara. Peluncuran yang gagal itu hanya berlangsung beberapa menit dan berakhir dengan memalukan Korea Utara setelah roket pecah dan jatuh ke Laut Kuning.
Sementara itu, laporan media Jepang yang mengutip sumber diplomatik mengatakan Pyongyang telah membatalkan undangannya bagi para inspektur Badan Energi Atom Internasional untuk mengunjungi sarana nuklirnya. Laporan itu mengatakan tindakan itu diambil sebagai pembalasan atas keputusan Amerika, yang menahan bantuan pangan karena peluncuran satelit yang gagal hari Jumat.
Duta Besar Amerika untuk PBB, Susan Rice, ketua Dewan Keamanan bulan ini mengatakan peluncuran yang gagal itu menyebabkan “keprihatian keamanan serius” disebagian besar wilayah Asia Timur. Ia mengatakan jika Korea Utara menentang komunitas internasional lagi, Dewan Keamanan akan bertindak sepatutnya.
Kecaman PBB itu juga menuntut agar Korea Utara tidak lagi melakukan peluncuran menggunakan teknologi misil balistik dan membatalkan “seluruh program senjata nuklir dan nuklir yang sudah berjalan dalam cara yang sepenuhnya, terverifikasi dan tidak dapat diubah lagi.”
Tahun 2006 dan 2009, Korea Utara menindaklanjuti peluncuran roket dengan ujicoba nuklir. Belum ada tanggapan langsung dari Korea Utara atas resolusi PBB itu.
Korea Utara berusaha melakukan peluncuran hari Kamis, dengan mengatakan negara itu bertujuan untuk menempatkan satelit cuaca di orbit, sebagai bagian dari upacara memperingati ulang-tahun ke-100 kelahiran pendiri nasional Kim Il Sung. Namun, negara-negara Barat mengecam peluncuran itu sebagai kedok untuk mengetes misil balistik yang kemudian dapat dipasangi hulu ledak nuklir.
Roket tersebut hancur sesaat setelah diluncurkan dan menjatuhkan banyak pecahannya ke Laut Kuning.