Tim spesialis - termasuk ahli patologi forensik, teknisi sinar-X, ahli sidik jari dan dokter gigi forensik - bekerja 12 jam sehari di dalam kamar mayat sementara di dekat kantor koroner Kabupaten Mau. Tim ini mengidentifikasi sisa-sisa korban yang hangus akibat bencana kebakaran bulan ini.
Mereka adalah anggota program Tim Tanggap Operasional Kamar Mayat federal, Disaster Mortuary Operational Response Team atau DMORT, yang dikerahkan saat insiden kematian massal membuat otoritas setempat kewalahan.
Luasnya pengalaman para anggota tim menegaskan kesulitan tugas yang dihadapi tim. Jumlah korban belum diketahui, ratusan masih dalam daftar orang hilang, dan dalam sebagian kasus amukan api hanya menyisakan sedikit bagian tubuh.
BACA JUGA: Kepala Layanan Darurat Maui Mengundurkan Diri usai Dikritik Tak Nyalakan Sirene saat KarhutlaPekerjaan ini sangat penting, dengan banyak keluarga yang putus asa untuk mengetahui nasib kerabat mereka serta berharap memperoleh kesempatan mengucapkan selamat tinggal. Korban tewas di kota Lahaina yang hancur telah melampaui 100, tetapi hanya segelintir yang sudah diidentifikasi secara resmi, dengan mengatakan prosesnya akan lama.
“Sangat penting bagi keluarga untuk menemukan kembali orang yang mereka kasihi– itulah misi kami, dan kapan kami mewujudkannya akan menjadi hari yang baik ," kata Frank Sebastian, 68, komandan DMORT Maui dan pensiunan pemeriksa medis dari wilayah Seattle.
Ada 10 DMORT regional di seluruh Amerika, terdiri lebih dari 600 anggota sipil, yang beraksi untuk bencana yang beragam seperti kecelakaan pesawat, badai dan serangan massal seperti pembajakan 11 September 2001. [my/jm]