Sejumlah dokumen yang baru saja diungkapkan hari Jumat (10/8) menunjukkan secara gamblang bagaimana seorang tersangka al-Qaida ditelanjangi, dibanting berkali-kali ke tembok, disiksa dengan air seolah ia akan mati tenggelam, dan dikurung dalam kotak yang sempit selama berjam-jam.
Semua itu terjadi di sebuah penjara rahasia CIA di Thailand yang diawasi oleh Gina Haspel dalam bulan-bulan terakhir tahun 2002. Haspel dilantik menjadi kepala Dinas Rahasia Amerika CIA beberapa bulan yang lalu.
Kantor berita Associated Press melaporkan, tersangka al-Qaida itu adalah Abd al-Rahim al-Nashiri, yang sampai kini masih mendekam di penjara Amerika di Guantanamo. Ia dituduh bertanggung-jawab mengatur serangan al-Qaida atas kapal perusak Amerika Cole pada tahun 2000. Serangan yang terjadi di lepas pantai Yaman itu menewaskan 17 orang tentara Amerika.
Perlakuan keras terhadap al-Nashiri itu di Thailand pernah diungkapkan sebelumnya tapi kembali menjadi sorotan dalam sidang-sidang pengukuhan Haspel musim semi tahun ini. Tapi kini, belasan dokumen lainnya yang diperoleh oleh badan nirlaba "National Security Archive" memberikan lebih banyak rincian apa yang terjadi di penjara rahasia itu ketika Haspel bertugas sebagai pengawas disana.
Nama Haspel dan nama beberapa petugas CIA yang bekerja di penjara rahasia itu ditutup dengan tinta hitam dalam dokumen-dokumen tadi, tapi berbagai pernyataan publik dan dokumen-dokumen lain yang diungkapkan sebelum ini mengukuhkan bahwa Haspel bertugas mengawasi penjara itu ketika al-Nashiri diinterogasi dalam bulan-bulan terakhir tahun 2002.
CIA tidak banyak mengungkapkan tentang karir dan kegiatan Haspel selama 30 tahun dalam badan mata-mata Amerika itu. Dalam sidang-sidang konfirmasinya dimuka Senat Amerika, Haspel mengatakan dia tidak mendukung teknik interogasi yang kejam yang digunakan di penjara di Thailand itu “dan juga di tempat-tempat lain di seluruh dunia untuk tujuan apapun.”
Al-Nashiri ditangkap di Uni Emirat Arab pertengahan bulan Oktober tahun 2002 dan dikirim ke penjara rahasia di Thailand sebulan kemudian. Di sana al-Nashiri mengalami siksaan dengan air yang disebut waterboarding sedikitnya tiga kali.
National Security Archive, yang berkantor di George Washington University di Washington menggunakan Freedom of Information Act untuk meminta supaya dokumen-dokumen itu di-deklasifikasi guna memberi “pengertian lebih mendalam tentang berbagai peristiwa, khususnya yang menyangkut keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika.
Dokumen yang diminta itu baru dikeluarkan oleh CIA setelah Senat mengukuhkan penunjukan Haspel sebagai direktur CIA yang baru. Dalam masa kampanye pemilihan presiden, Donald Trump pernah mengatakan ia mendukung teknik interogasi yang disebut waterboarding itu. [ii]