Dua Anak dan Seorang Perempuan Tewas Terimpit Saat Antre Roti di Gaza

  • Associated Press

Orang-orang Palestina berdesakan untuk menerima bantuan roti dari sebuah toko roti di tengah konflik antara Hamas dan Israel di Deir al-Balah di pusat Gaza, Jumat, 29 November 2024. (Foto: Abd Elhkeem Khaled/Reuters)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pejabat bantuan mengatakan kelaparan dan keputusasaan semakin meningkat di kalangan penduduk Gaza, yang hampir semuanya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Dua remaja putri dan seorang perempuan tewas terhimpit pada Jumat (29/11) ketika kerumunan warga Palestina berbondong-bondong membeli roti di sebuah toko roti di Jalur Gaza di tengah krisis pangan yang memburuk di wilayah yang dilanda perang tersebut, kata para pejabat medis.

Jenazah dua anak perempuan berusia 13 dan 17 tahun serta seorang perempuan berusia 50 tahun dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah di Gaza tengah. Dokter di rumah sakit tersebut memastikan bahwa mereka meninggal karena mati lemas akibat berdesak-desakan di toko roti al-Banna. Video dari The Associated Press menunjukkan jenazah mereka dibaringkan bersebelahan di lantai kamar mayat rumah sakit.

Aliran pangan yang diizinkan masuk ke Gaza oleh Israel telah merosot ke tingkat terendah dalam hampir 14 bulan perang selama dua bulan terakhir, menurut angka resmi Israel. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pejabat bantuan mengatakan kelaparan dan keputusasaan semakin meningkat di kalangan penduduk Gaza, yang hampir semuanya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

BACA JUGA: Kelaparan Meluas di Gaza, Massa Menyerbu Sejumlah Toko Roti yang Kembali Beroperasi

Osama Abu Laban, ayah dari salah satu gadis tersebut, meratapi kematian anak perempuannya di luar rumah sakit.

“Istri saya terjatuh ketika mendengar bahwa dia (putri kami) sesak napas. Dia belum tahu bahwa putri kami sudah meninggal,” katanya kepada AP.

Beberapa toko roti di Gaza ditutup selama beberapa hari pada minggu lalu karena kekurangan tepung. Rekaman AP yang diambil minggu lalu setelah toko dibuka kembali menunjukkan kerumunan besar orang berkumpul, berteriak dan mendorong, di salah satu toko roti di Deir al-Balah.

Warga Palestina di Jalur Gaza sangat bergantung pada toko roti dan dapur amal. Kebanyakan dari mereka hanya mampu menyediakan satu kali makan sehari untuk keluarga mereka.

Seorang anak laki-laki berdiri di dalam rumahnya yang rusak akibat serangan Israel setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Tyre, Lebanon, Jumat, 29 November 2024. (Foto: Adnan Abidi/Reuters)

Sementara itu, Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan penembakan terhadap bus Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat (29/11). Serangan itu melukai delapan orang, termasuk empat tentara.

Serangan itu adalah kekerasan terbaru yang melukai wilayah tersebut ketika ketegangan meningkat 14 bulan setelah perang Israel-Hamas.

Penyerang, yang oleh Hamas diidentifikasi sebagai Samer Hussein, 46, dibunuh oleh pasukan Israel tak lama setelah melepaskan tembakan ke arah bus di persimpangan dekat pemukiman Israel di Ariel.

BACA JUGA: Israel Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza Jelang Tenggat dari AS

Militer mengatakan empat tentara terluka ringan. Paramedis mengatakan tiga orang terluka parah.

Serangan yang dilakukan oleh militan Palestina terhadap warga Israel di wilayah yang bergejolak kian sering terjadi sejak dimulainya perang Israel-Hamas, seiring dengan meningkatnya jumlah korban jiwa di kalangan warga Palestina. Tembakan Israel telah menewaskan 796 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023, sebagian besar dalam serangan militer di kota-kota Palestina. Serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina dan harta benda mereka juga meningkat. [ft/pp]