Sedikitnya dua wartawan dipukuli oleh demonstran pro-pemerintah Selasa (6/2), di Ibu Kota Sudan Selatan, Juba. Salah satu dari mereka, seorang wartawati warga negara asing, menderita luka parah di wajah.
Ratusan orang, termasuk pemuda, perempuan dan kepala suku, mengutuk keputusan AS pekan lalu untuk membatasi pengalihan senjata ke Sudan Selatan. Dewan Pemimpin Sudan Selatan menyelenggarakan demonstrasi tersebut, dan beberapa anggotanya menggunakan truk untuk mendesak warga melakukan demonstrasi di Juba.
Saksi mata mengatakan kekerasan tersebut, yang terjadi di luar kompleks UNMISS (Misi PBB di Sudan Selatan) di dekat Bandara Internasional Juba, sebagian besar melibatkan pemuda yang tampaknya melampiaskan kemarahan mereka pada warga negara asing.
Seorang jurnalis yang tidak mau mengungkapkan identitasnya mengatakan kepada VOA bahwa para pemuda yang marah memukul wajahnya berulang kali, mencoba mencekiknya, dan membantingnya. Jurnalis perempuan itu menderita luka memar di lengan, leher dan wajahnya.
Gale Julius, wartawan Sudan Selatan untuk Radio Bakhita, juga diserang. Menurut Gale, demonstrasi dimulai dengan damai namun segera berubah menjadi kekerasan.
Demonstrasi pada Selasa itu di luar kebiasaan karena pemerintahan Presiden Salva Kiir Mayardit tidak mengizinkan protes jalanan. Pada Desember, beberapa pemimpin perempuan diinterogasi oleh pihak keamanan nasional karena menyelenggarakan demonstrasi untuk perdamaian. [as/al]