Dua pejabat intelijen AS, Jenderal Keith Alexander dan James Clapper membela berbagai upaya pengintaian besar-besaran oleh negara mereka di depan Komisi DPR AS Selasa (29/10).
Dua pejabat intelijen Amerika membela berbagai upaya pengintaian besar-besaran oleh negara mereka, dan mengatakan program tersebut telah mencegah serangan teroris masal di Amerika sejak serangan tahun 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA), Jenderal Keith Alexander, hari Selasa memberitahu panel Kongres Amerika bahwa pengumpulan besar-besaran data percakapan telpon dan Internet diseluruh dunia yang dilakukan NSA telah mencegah 13 serangan di Amerika dan 25 lainnya di Eropa dalam beberapa tahun ini.
Ia mengatakan bahwa lewat pengumpulan intelijen intensif semacam ini, “bukan faktor keberuntungan,” bahwa serangan teroris berskala besar lainnya telah tercegah di Amerika.
Alexander dan direktur intelijen nasional Amerika James Clapper hadir dihadapan Komisi Intelijen Terpilih DPR. Mereka menjawab sejumlah pertanyaan mengenai spionase Amerika setelah terus terungkapnya informasi dari dokumen-dokumen rahasia yang dibocorkan mantan kontraktor NSA Edward Snowden, yang kini mendapat suaka di Rusia.
Clapper menyebut pengungkapan oleh Snowden “secara ekstrim merusak kemampuan kami melindungi negara.” Tetapi Clapper mengatakan “kami tidak memata-matai tanpa pandang bulu,” hanya untuk “tujuan intelijen yang sah.”
Keluhan mendunia tentang spionase Amerika terus meningkat dalam beberapa hari ini dengan terungkapnya bahwa NSA memantau komunikasi pribadi 35 pemimpin dunia, termasuk ponsel Kanselir Jerman Angela Merkel sejak 2002, tiga tahun sebelum ia menjabat.
Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA), Jenderal Keith Alexander, hari Selasa memberitahu panel Kongres Amerika bahwa pengumpulan besar-besaran data percakapan telpon dan Internet diseluruh dunia yang dilakukan NSA telah mencegah 13 serangan di Amerika dan 25 lainnya di Eropa dalam beberapa tahun ini.
Ia mengatakan bahwa lewat pengumpulan intelijen intensif semacam ini, “bukan faktor keberuntungan,” bahwa serangan teroris berskala besar lainnya telah tercegah di Amerika.
Alexander dan direktur intelijen nasional Amerika James Clapper hadir dihadapan Komisi Intelijen Terpilih DPR. Mereka menjawab sejumlah pertanyaan mengenai spionase Amerika setelah terus terungkapnya informasi dari dokumen-dokumen rahasia yang dibocorkan mantan kontraktor NSA Edward Snowden, yang kini mendapat suaka di Rusia.
Clapper menyebut pengungkapan oleh Snowden “secara ekstrim merusak kemampuan kami melindungi negara.” Tetapi Clapper mengatakan “kami tidak memata-matai tanpa pandang bulu,” hanya untuk “tujuan intelijen yang sah.”
Keluhan mendunia tentang spionase Amerika terus meningkat dalam beberapa hari ini dengan terungkapnya bahwa NSA memantau komunikasi pribadi 35 pemimpin dunia, termasuk ponsel Kanselir Jerman Angela Merkel sejak 2002, tiga tahun sebelum ia menjabat.