Dua Pelajaran dari Secapa AD untuk Asrama Pendidikan

  • Rio Tuasikal

Puluhan siswa menonton bersama Pidato Presiden Joko Widodo saat Hari Lahir Pancasila 1 Juni. (Sumber: Secapa AD).

Klaster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD, yang melaporkan seribu lebih kasus positif COVID-19, diharapkan menjadi pelajaran bagi institusi pendidikan lain, yang memiliki asrama. Ada dua poin utama yang bisa diterapkan.

Secapa TNI Angkatan Darat sempat melaporkan total 1.307 kasus positif virus corona di institusi pendidikan militer di Kota Bandung itu. Dari hari ke hari, angka itu semakin turun setelah semakin banyak yang dinyatakan negatif setelah melewati dua kali uji usap.

"Pasien Positif Covid-19 di Secapa AD pada pagi ini SUDAH berkurang 281 orang MENJADI TINGGAL 1.026 orang," ujar Kepala Dinas Penerangan AD, Brigjen TNI Nefra Firdaus, Rabu (15/7).

Para petugas kesehatan sedang melakukan tes usap (swab test) Covid-19 terhadap 28 orang yang tinggal di dalam kompleks Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), di Bandung, Sabtu, 11 Juli 2020. (Foto: AFP)

Ribuan kasus positif klaster Secapa terungkap lewat hasil penyelidikan epidemiologi sejak 29 Juni hingga 9 Juli 2020. Meskipun yang dinyatakan positif mencapai seribu lebih, hanya ada 17 orang yang dirawat karena memiliki gejala ringan seperti demam, batuk, dan sedikit sesak. Sedangkan mayoritas individu di klaster tersebut adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).

BACA JUGA: Warga Sekitar Secapa AD Akan Dites dan Dikarantina

Secara terpisah, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah meminta klaster Secapa AD menjadi pelajaran. Ini terutama untuk institusi lain yang memiliki kondisi serupa, seperti asrama dan pesantren.

"Orang banyak, berkumpul satu waktu. Bisa jadi juga, sirkulasi udaranya belum tentu bisa dijaga dengan baik, dan terus menerus berkumpul dalam waktu yang lama,” Dewi Nur Aisyah menerangkan dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional (15/7).

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr. Dewi Nur Aisyah. (Sumber: BNPB)

Dewi, yang merupakan pakar epidemiologi, menekankan pentingnya menerapkan jaga jarak untuk menghindari munculnya kerumunan. Jika ada satu orang saja yang mengidapnya, virus corona dalam kerumunan akan sangat mudah menyebar.

Dua Contoh Bagi Lembaga Lain

Namun begitu, tambah Dewi, setidaknya ada dua hal yang dapat dicontoh dari Secapa AD. Pertama, adalah prosedur penanggulangan dan isolasi mandiri yang terukur.

"Mereka inisiatif untuk diperiksa dan ketika hasilnya sekian yang positif, langsung semuanya di karantina sehingga dapat mencegah penularan COVID-19 ke luar dari klaster tersebut, tambahnya.

Kedua, menurut Dewi, siswa Secapa memiliki imunitas yang baik sehingga mayoritas tidak memiliki gejala.

"Hal ini juga menunjukkan bahwa daya tahan tubuh yang dimiliki oleh peserta didik dan pelatih yang ada di Secapa membantu mereka dari infeksi virus sehingga tidak ada keluhan berat," lanjutnya.

Melihat hal tersebut, Dewi meramalkan, usai isolasi mandiri, tingkat kesembuhan di Secapa AD akan sangat tinggi dan cepat.

"Sama dengan standar isolasi sebenarnya, 14 hari. Nanti kita akan melihat seharusnya angka kesembuhannya sangat tinggi,” tandasnya.

Pemprov Tes Warga Sekitar

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani, memastikan bahwa pengawasan terhadap 20-an institusi pendidikan militer di Jabar sudah dilakukan. Pemantauan ini dilakukan oleh pimpinan institusi masing-masing, Mabes TNI, sampai gugus tugas di wilayah masing-masing.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sekaligus Wakil Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Jabar, Berli Hamdani. (Foto: Humas Jabar)

"Gugus tugas mulai dari provinsi sampai gugus tugas yang ada di kelurahan atau desa, juga melakukan pemantauan dengan menggunakan sistem surveilans terpadu,” ujarnya dalam konferensi pers terpisah di Gedung Sate.

Your browser doesn’t support HTML5

Dua Pelajaran dari Secapa AD untuk Asrama Pendidikan


Berli mengatakan, permukiman sekitar Secapa AD telah disemprot disinfektan pada Jumat pekan lalu. Sejauh ini baru 20-an penduduk sekitar yang berhasil dites, dan semua hasilnya negatif.

“Masih akan dilakukan tes kembali yaitu mulai hari Rabu sampai dengan Jumat terhadap kurang lebih 600 masyarakat yang ada di sekitar institusi tersebut,” tegasnya. [rt/em]