Dua Pria Rusia Tolak Dakwaan Inggris soal Peracunan Mantan Mata-mata

Alexander Petrov (kiri) dan Ruslan Boshirov, dalam sebuah wawancara di kanal televisi RT.

Dua pria Rusia yang dituduh oleh Inggris meracun seorang mantan mata-mata Rusia di Salisbury, Inggris, pada Maret lalu, hari Kamis (13/9) mengatakan bahwa itu hanya merupakan sebuah "kebetulan fatal yang luar biasa" mereka berada di kota itu pada saat serangan tersebut.

Inggris dengan cepat menolak klaim yang dibuat oleh kedua pria warga Rusia tersebut, Ruslan Boshirov dan Alexander Petrov, dalam sebuah wawancara di kanal televisi RT yang didanai Kremlin.

London memperbaharui penegasannya bahwa kedua pria itu adalah agen mata-mata GRU atau dinas intelijen militer Rusia dan berdusta tentang keterlibatan mereka dalam meracuni mantan agen Rusia, Sergei Skripal.

Boshirov dan Petrov telah didakwa in absentia, dalam serangan itu. Dalam wawancara televisi, mereka menyangkal mereka adalah agen GRU dan mengaku bekerja dalam bisnis suplemen nutrisi. Kedua tersangka mengatakan mereka mengunjungi Salisbury untuk melihat katedral yang terkenal dan tidak kenal atau kenal dengan Skripal atau di mana dia tinggal.

Skripal dan putrinya sudah pulih dari serangan itu, tetapi seorang wanita yang menyentuh sebuah botol parfum berisi racun syaraf yang sudah dibuang itu, meninggal dunia. [rw/is]