Perancis mengatakan, kedua tentara itu tewas dalam pertempuran Senin (9/12) malam di ibukota, Bangui.
Perancis mengatakan dua tentaranya telah tewas di Republik Afrika Tengah, di mana mereka sedang berusaha mengakhiri ketidak-stabilan dan kekerasan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Kantor Presiden Francois Hollande mengatakan hari Selasa (10/12) kedua tentara itu tewas dalam pertempuran Senin malam di ibukota, Bangui. Pernyataan tersebut mengulangi lagi dukungan Hollande bagi 1.600 tentara Perancis yang bekerja bersama pasukan Afrika sebagai bagian dari upaya yang dimandatkan PBB untuk memulihkan keamanan dan melindungi kaum sipil.
Presiden Perancis Francois Hollande dijadwalkan mengunjungi Republik Afrika Tengah hari Selasa, setelah menghadiri upacara mengenang Nelson Mandela di Afrika Selatan. Kunjungan ini hanya beberapa hari setelah dimulainya operasi militer Perancis yang rumit di sana untuk berusaha memulihkan ketenangan di sana.
Pemberontak Muslim yang dikenal sebagai Seleka menumbangkan pemerintah negara berpenduduk mayoritas Kristen itu 9 bulan yang lalu, yang memicu kekerasan yang meningkat. Setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui intervensi internasional pekan lalu, Perancis mengirim ratusan tentara dalam usaha untuk menghentikan pertumpahan darah.
Sementara itu, Presiden Amerika Barack Obama mengeluarkan rekaman pesan kepada rakyat Republik Afrika Tengah, yang mendesak mereka agar tetap tenang ditengah-tengah kekerasan antar golongan agama yang meningkat yang telah menewaskan sedikitnya 400 orang dalam dua hari pekan lalu. Obama mendesak mereka untuk “memilih jalan yang berbeda.”
Kantor Presiden Francois Hollande mengatakan hari Selasa (10/12) kedua tentara itu tewas dalam pertempuran Senin malam di ibukota, Bangui. Pernyataan tersebut mengulangi lagi dukungan Hollande bagi 1.600 tentara Perancis yang bekerja bersama pasukan Afrika sebagai bagian dari upaya yang dimandatkan PBB untuk memulihkan keamanan dan melindungi kaum sipil.
Presiden Perancis Francois Hollande dijadwalkan mengunjungi Republik Afrika Tengah hari Selasa, setelah menghadiri upacara mengenang Nelson Mandela di Afrika Selatan. Kunjungan ini hanya beberapa hari setelah dimulainya operasi militer Perancis yang rumit di sana untuk berusaha memulihkan ketenangan di sana.
Pemberontak Muslim yang dikenal sebagai Seleka menumbangkan pemerintah negara berpenduduk mayoritas Kristen itu 9 bulan yang lalu, yang memicu kekerasan yang meningkat. Setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui intervensi internasional pekan lalu, Perancis mengirim ratusan tentara dalam usaha untuk menghentikan pertumpahan darah.
Sementara itu, Presiden Amerika Barack Obama mengeluarkan rekaman pesan kepada rakyat Republik Afrika Tengah, yang mendesak mereka agar tetap tenang ditengah-tengah kekerasan antar golongan agama yang meningkat yang telah menewaskan sedikitnya 400 orang dalam dua hari pekan lalu. Obama mendesak mereka untuk “memilih jalan yang berbeda.”