Dua pengecer Korea Selatan telah menghentikan penjualan daging impor Amerika setelah sebuah ditemukannya kasus sapi gila baru-baru ini.
Penyakit sapi gila (Bovine spongiform encephalo-pathy) itu menyerang otak sapi yang terinfeksi. Tim dokter menemukan bentuk penyakit yang dapat menyebar kepada manusia.
Kepala Kedokteran Hewan Departemen Pertanian Amerika John Clifford mengumumkan pernyataan atas penemuan itu. “Hewan itu merupakan sapi perah dari negara bagian California. Laboratorium kami memastikan temuan tersebut dan juga mengindikasikan bahwa itu merupakan jenis penyakit bovine spongiform encephalopathy (BSE) – bentuk langka penyakit tersebut. Ini tidak mungkin disebabkan oleh pakan ternak yang terinfeksi, metode biasa dimana BSE menyebar dari sapi ke sapi,” kata Clifford.
Korea Selatan memberlakukan larangan impor sapi Amerika setelah penemuan awal penyakit sapi gila. Larangan itu dicabut tahun 2008 setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika.
Setelah pengumuman hari Selasa itu, Kepala Urusan Pertanian Korea Selatan Yeo Ing-Hong mengatakan mereka akan meningkatkan pemeriksaan atas sapi impor dari Amerika, tetapi tidak akan menangguhkan ijin bea cukai atas sapi Amerika itu. Tahun 2011 Korea Selatan mengimpor 107 ribu ton daging sapi.
Namun keputusan untuk melanjutkan impor daging sapi Amerika tidak meredakan ketegangan beberapa konsumen Korea. Setidaknya satu toko daging Korea menghentikan penjualan produk tersebut segera setelah berita itu menyebar.
Penemuan kasus sapi gila dapat menimbulkan dampak pada perundingan Amerika-Jepang tentang kesepakatan perdagangan trans-Pasifik baru-baru ini. Jepang juga melarang impor daging sapi Amerika tahun 2003, tetapi pada tahun 2005 sepakat untuk membatasi impor hanya pada sapi yang berumur 20 bulan atau lebih muda.
Sebagaimana Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimara, temuan itu tidak akan mengganggu perundingan perdagangan kedua negara.
Kepala Kedokteran Hewan Departemen Pertanian Amerika John Clifford mengumumkan pernyataan atas penemuan itu. “Hewan itu merupakan sapi perah dari negara bagian California. Laboratorium kami memastikan temuan tersebut dan juga mengindikasikan bahwa itu merupakan jenis penyakit bovine spongiform encephalopathy (BSE) – bentuk langka penyakit tersebut. Ini tidak mungkin disebabkan oleh pakan ternak yang terinfeksi, metode biasa dimana BSE menyebar dari sapi ke sapi,” kata Clifford.
Korea Selatan memberlakukan larangan impor sapi Amerika setelah penemuan awal penyakit sapi gila. Larangan itu dicabut tahun 2008 setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika.
Setelah pengumuman hari Selasa itu, Kepala Urusan Pertanian Korea Selatan Yeo Ing-Hong mengatakan mereka akan meningkatkan pemeriksaan atas sapi impor dari Amerika, tetapi tidak akan menangguhkan ijin bea cukai atas sapi Amerika itu. Tahun 2011 Korea Selatan mengimpor 107 ribu ton daging sapi.
Namun keputusan untuk melanjutkan impor daging sapi Amerika tidak meredakan ketegangan beberapa konsumen Korea. Setidaknya satu toko daging Korea menghentikan penjualan produk tersebut segera setelah berita itu menyebar.
Penemuan kasus sapi gila dapat menimbulkan dampak pada perundingan Amerika-Jepang tentang kesepakatan perdagangan trans-Pasifik baru-baru ini. Jepang juga melarang impor daging sapi Amerika tahun 2003, tetapi pada tahun 2005 sepakat untuk membatasi impor hanya pada sapi yang berumur 20 bulan atau lebih muda.
Sebagaimana Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimara, temuan itu tidak akan mengganggu perundingan perdagangan kedua negara.