Dubes AS untuk PBB Imbau Pembebasan Ilham Tohti

Ilham Tohti, dosen ekonomi ternama di Minzu University, Beijing, China (Foto: dok). Pada Januari 2014, Tohti ditangkap bersama tujuh mahasiswanya dan dituduh pemerintah China membentuk geng kriminal untuk memisahkan Xinjiang dari China., dan dihukum seumur hidup atas tuduhan separatisme pada September 2014.

Sepanjang musim libur akhir tahun yang baru lalu, pemerintah Amerika mencermati kasus-kasus tahanan yang secara tidak adil dipenjara di seluruh dunia dan keluarga yang mereka tinggalkan.

Duta Besar Amerika untuk PBB Samantha Power mengatakan, kisah mereka "menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi begitu banyak keluarga tahanan politik, yang harus memperingati acara-acara keluarga yang tak terhitung jumlahnya, pada saat orang yang dicintai mendekam dalam penjara."

Salah satu dari mereka yang dipenjara secara tidak adil adalah Ilham Tohti dari kelompok etnis Muslim Uighur di China.

Sebelum ditangkap, Ilham Tohti adalah dosen ekonomi ternama di Minzu University, Beijing. Tohti juga menyuarakan pandangan yang wajar mengenai isu-isu Uighur, mengimbau pemerintah China maupun masyarakat Uighur agar bekerja sama secara konstruktif guna memperbaiki hubungan.

Awal 2006, Tohti mengelola situs web sebagai wadah diskusi tentang isu-isu ekonomi, sosial, dan pembangunan yang dihadapi Uighur. Situs webnya juga meningkatkan pemahaman lintas budaya antar kelompok etnis dengan menerjemahkan berita-berita berbahasa China ke dalam bahasa Uighur.

Pada Januari 2014, Tohti ditangkap bersama tujuh mahasiswanya dan dituduh pemerintah China membentuk geng kriminal untuk memisahkan Xinjiang dari China. Pada September 2014, setelah sidang dua hari, Tohti dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan separatisme.

Hukuman terhadap Tohti adalah salah satu hukuman paling keras yang dijatuhkan kepada aktivis HAM dalam beberapa tahun terakhir dan terjadi seiring tindakan keras besar-besaran terhadap pembangkang dibawah Presiden China Xi Jinping. Beberapa mahasiswa yang ditahan bersama Tohti dijatuhi hukuman lebih ringan setelah mereka menyampaikan pengakuan secara terbuka di televisi.

Tohti diadili dan dipenjara di Xinjiang, lebih dari 2.000 kilometer dari Beijing di mana keluarganya tinggal, sehingga sulit dan mahal bagi mereka untuk menjenguknya dua bulan sekali. Tohti dan keluarganya mewakili ribuan tahanan lain yang dipenjara secara tidak adil di seluruh dunia dan anggota keluarga mereka yang juga menderita sebagai akibatnya.

"Amerika," ujar Duta Besar Power, "mengimbau semua pemerintah agar membebaskan mereka. Tahanan politik seharusnya dibebaskan untuk beragama, untuk dicintai, dan seharusnya dibebaskan untuk pulang." (ka/al)