Sebanyak 25 anggota Kongres AS bergabung dengan Kaukus Indonesia yang diresmikan pekan lalu (14/11). Kaukus ini berfungsi untuk memfasilitasi hubungan bilateral antar kedua negara di Kongres AS.
WASHINGTON, DC —
Seorang anggota Kongres Tammy Duckworth mengatakan dengan bangga, “Saya sudah bergabung dengan Kaukus.”
Tammy Duckworth, anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, cukup fasih berbahasa Indonesia karena pernah tinggal tujuh tahun di Indonesia. Ikatan personal itu mendorongnya untuk menjadi anggota Kaukus Indonesia di Kongres AS.
“Saya ingin memastikan pertemanan antara Amerika dan Indonesia menjadi kekal. Saya rasa ada banyak kesempatan bagi kita untuk bekerja sama. Dan sebagai seseorang yang pernah menghabiskan masa kecil di Indonesia, saya berharap menjadi bagian dari upaya ini,” ujar Tammy.
Wakil negara bagian Illinois ini adalah salah seorang anggota Kaukus Indonesia dalam Kongres Amerika ke-113, yang masa kerjanya akan berakhir bulan Januari 2015.
Sebenarnya kaukus Indonesia ini pertama kali dibentuk tanggal 9 Februari 2004, pada periode Kongres Amerika ke-108.
Forum itu diluncurkan kembali pekan lalu (11/14) karena mengalami perubahan kepemimpinan. Hingga pertengahan November, kaukus bipartisan itu tercatat memiliki 25 anggota, 17 dari Partai Demokrat dan 8 dari Partai Republik.
Salah seorang ketuanya adalah Jim McDermott dari Partai Demokrat. Ia mewakili negara bagian Washington, dimana perusahaan dirgantara Indonesia, IPTN North America, berbasis. Kota terbesar di Washington, Seattle, juga menjalin kerja sama ‘sister city’ dengan Surabaya.
McDermott menjelaskan kepada VOA mengenai tugas Kaukus Indonesia. Ia mengatakan, “Yang kami lakukan biasanya merespon orang-orang yang datang dari Indonesia, misalnya ketika menteri datang dan ingin bertemu dengan anggota kaukus. Kami belum ada agenda, ini adalah komite ad-hoc, yang mengadakan rapat anggota kapan saja ada sesuatu hal yang berhubungan dengan Indonesia.”
Meskipun belum memiliki agenda dalam waktu dekat, namun McDermott mengatakan kelompok yang dipimpinnya akan menjajaki kemungkinan kunjungan warga Indonesia ke Kongres.
“Saya baru berbincang dengan (Rosa) Djalal tentang wacana kunjungan kaum perempuan Indonesia ke Kongres. Mungkin mereka bisa mengamati anggota Kongres selama beberapa hari. Kami pernah melakukan program itu dengan negara lain, jadi Indonesia ingin melakukan hal yang sama, agar kita saling mengenal,” ujar McDermott.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, mengatakan kepada VOA, forum ini penting untuk menggalang dukungan dari anggota Kongres Amerika terhadap Indonesia.
“Banyak sekali isu-isu yang memerlukan dukungan Kongres. Misalnya masalah perdagangan, pendidikan, kerjasama pertahanan, penjualan senjata militer, hampir semuanya membutuhkan persetujuan Kongres. Jadi kalau sudah ada kaukus Indonesia akan lebih mudah, efektif dan efisien bagi program-program ini untuk maju,” ungkap Dino Patti Djalal.
Peresmian Kaukus Indonesia di Kongres Amerika ini disambut baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam sebuah pernyataan, ia menyampaikan harapannya agar Kaukus itu dapat menjalin kerja sama yang konstruktif dengan Kaukus Amerika di DPR Indonesia yang terbentuk tahun lalu.
Kerja sama antar kaukus kedua negara ini merupakan hal yang penting, tambah Dubes Djalal, untuk meningkatkan pemahaman para anggota DPR maupun Kongres.
Ia menambahkan, “Mudah-mudahan akan ada pertukaran legislatif. Kan sumber-sumber di sini banyak sekali, analisanya banyak, informasinya banyak. Di Indonesia juga demikian dan kita bisa saling tukar pikiran agar antar parlemen kedua pihak on the same page. Jadi tidak ada salah persepsi, salah sangka, dan sebagainya. Karena saya melihat kadang-kadang masalah bilateral antara kita karena mispersepsi dan miskomunikasi. Mudah-mudahan itu bisa diatasi dengan adanya kaukus Indonesia di Kongres Amerika ini.”
Dan itulah yang ingin diupayakan oleh anggota Kongres Tammy Duckworth. Ia mengatakan, “Saya rasa sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu rekan-rekan saya tentang betapa menakjubkannya Indonesia, agar mereka memahami kesempatan yang tersedia di Indonesia.”
Kaukus Indonesia diresmikan di Gedung Capitol di Washington DC dan dihadiri sejumlah anggota Kongres, pejabat pemerintahan Amerika, pejabat KBRI, kalangan pebisnis dan industri, think tank, serta diaspora Indonesia. Kelompok ini merupakan satu dari sekitar 600 kaukus yang ada di Kongres Amerika.
Tammy Duckworth, anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, cukup fasih berbahasa Indonesia karena pernah tinggal tujuh tahun di Indonesia. Ikatan personal itu mendorongnya untuk menjadi anggota Kaukus Indonesia di Kongres AS.
“Saya ingin memastikan pertemanan antara Amerika dan Indonesia menjadi kekal. Saya rasa ada banyak kesempatan bagi kita untuk bekerja sama. Dan sebagai seseorang yang pernah menghabiskan masa kecil di Indonesia, saya berharap menjadi bagian dari upaya ini,” ujar Tammy.
Wakil negara bagian Illinois ini adalah salah seorang anggota Kaukus Indonesia dalam Kongres Amerika ke-113, yang masa kerjanya akan berakhir bulan Januari 2015.
Sebenarnya kaukus Indonesia ini pertama kali dibentuk tanggal 9 Februari 2004, pada periode Kongres Amerika ke-108.
Forum itu diluncurkan kembali pekan lalu (11/14) karena mengalami perubahan kepemimpinan. Hingga pertengahan November, kaukus bipartisan itu tercatat memiliki 25 anggota, 17 dari Partai Demokrat dan 8 dari Partai Republik.
Salah seorang ketuanya adalah Jim McDermott dari Partai Demokrat. Ia mewakili negara bagian Washington, dimana perusahaan dirgantara Indonesia, IPTN North America, berbasis. Kota terbesar di Washington, Seattle, juga menjalin kerja sama ‘sister city’ dengan Surabaya.
McDermott menjelaskan kepada VOA mengenai tugas Kaukus Indonesia. Ia mengatakan, “Yang kami lakukan biasanya merespon orang-orang yang datang dari Indonesia, misalnya ketika menteri datang dan ingin bertemu dengan anggota kaukus. Kami belum ada agenda, ini adalah komite ad-hoc, yang mengadakan rapat anggota kapan saja ada sesuatu hal yang berhubungan dengan Indonesia.”
Meskipun belum memiliki agenda dalam waktu dekat, namun McDermott mengatakan kelompok yang dipimpinnya akan menjajaki kemungkinan kunjungan warga Indonesia ke Kongres.
“Saya baru berbincang dengan (Rosa) Djalal tentang wacana kunjungan kaum perempuan Indonesia ke Kongres. Mungkin mereka bisa mengamati anggota Kongres selama beberapa hari. Kami pernah melakukan program itu dengan negara lain, jadi Indonesia ingin melakukan hal yang sama, agar kita saling mengenal,” ujar McDermott.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, mengatakan kepada VOA, forum ini penting untuk menggalang dukungan dari anggota Kongres Amerika terhadap Indonesia.
“Banyak sekali isu-isu yang memerlukan dukungan Kongres. Misalnya masalah perdagangan, pendidikan, kerjasama pertahanan, penjualan senjata militer, hampir semuanya membutuhkan persetujuan Kongres. Jadi kalau sudah ada kaukus Indonesia akan lebih mudah, efektif dan efisien bagi program-program ini untuk maju,” ungkap Dino Patti Djalal.
Peresmian Kaukus Indonesia di Kongres Amerika ini disambut baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam sebuah pernyataan, ia menyampaikan harapannya agar Kaukus itu dapat menjalin kerja sama yang konstruktif dengan Kaukus Amerika di DPR Indonesia yang terbentuk tahun lalu.
Kerja sama antar kaukus kedua negara ini merupakan hal yang penting, tambah Dubes Djalal, untuk meningkatkan pemahaman para anggota DPR maupun Kongres.
Ia menambahkan, “Mudah-mudahan akan ada pertukaran legislatif. Kan sumber-sumber di sini banyak sekali, analisanya banyak, informasinya banyak. Di Indonesia juga demikian dan kita bisa saling tukar pikiran agar antar parlemen kedua pihak on the same page. Jadi tidak ada salah persepsi, salah sangka, dan sebagainya. Karena saya melihat kadang-kadang masalah bilateral antara kita karena mispersepsi dan miskomunikasi. Mudah-mudahan itu bisa diatasi dengan adanya kaukus Indonesia di Kongres Amerika ini.”
Dan itulah yang ingin diupayakan oleh anggota Kongres Tammy Duckworth. Ia mengatakan, “Saya rasa sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu rekan-rekan saya tentang betapa menakjubkannya Indonesia, agar mereka memahami kesempatan yang tersedia di Indonesia.”
Kaukus Indonesia diresmikan di Gedung Capitol di Washington DC dan dihadiri sejumlah anggota Kongres, pejabat pemerintahan Amerika, pejabat KBRI, kalangan pebisnis dan industri, think tank, serta diaspora Indonesia. Kelompok ini merupakan satu dari sekitar 600 kaukus yang ada di Kongres Amerika.