Beberapa sekutu Amerika Serikat mendukung penuh aksi militer Amerika Serikat di Suriah, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin memandang langkah Amerika Serikat itu sebagai "agresi terhadap negara yang berdaulat" pada "dalih yang dibuat-buat."
Reaksi internasional terhadap serangan misil Amerika Serikat pada pangkalan udara Suriah sudah mulai muncul sementara dunia merenungkan berita bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangan balasan terhadap serangan senjata kimia mengerikan baru-baru ini yang menewaskan sekitar 100 warga sipil Suriah, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dmitry Peskov, juru bicara Putin, mengatakan presiden Rusia, yang merupakan sekutu dekat Presiden Suriah Bashar al-Assad, tidak percaya Suriah memiliki senjata kimia.
Kremlin menyebut dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan Amerika Serikat telah menimbulkan "kerusakan besar" bagi hubungan Amerika Serikat-Rusia yang sudah "menyedihkan."
Kementerian Luar Negeri Rusia menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, dan mengatakan perjanjian keselamatan udara Suriah dengan Amerika Serikat telah ditangguhkan.
Iran juga "sangat mengutuk" serangan Amerika Serikat dan mengatakan "tindakan sepihak berbahaya, merusak dan melanggar prinsip-prinsip hukum internasional."
Namun, Numan Kurtulmus, wakil perdana menteri Turki, mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa serangan Amerika Serikat terhadap pangkalan udara Suriah itu "positif." Dia mengatakan, "Kami percaya bahwa rezim Assad harus dihukum sepenuhnya di arena internasional." Pasukan Turki telah terlibat dalam perang di Suriah dan menampung banyak pengungsi dari negara tetangganya itu.
Menteri luar negeri Turki menyerukan agar Assad segera digulingkan dan pemerintahan transisi dibentuk. "Penting untuk menggulingkan rezim ini secepatnya dari kepemimpinan Suriah," kata Mevlüt Çavuşoğlu. "Jika dia tidak pergi, jika tidak ada pemerintah transisi, dan jika dia terus melakukan kejahatan kemanusiaan, langkah-langkah yang diperlukan untuk mengusir dia harus diambil."
Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan hari Jumat, "Pemerintah Inggris mendukung penuh tindakan Amerika Serikat yang kami percaya adalah respons yang tepat terhadap serangan senjata kimia biadab yang diluncurkan oleh rezim Suriah dan dimaksudkan untuk mencegah serangan lebih lanjut."
Presiden Perancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengeluarkan pernyataan bersama mengatakan Assad sendiri bertanggung jawab atas serangan udara tersebut, menyusul serangan kimia tersebut.
Jean-Marc Ayrault, menteri luar negeri Perancis, mengatakan "Penggunaan senjata kimia menjijikkan dan harus dihukum karena merupakan kejahatan perang."
Arab Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan langkah Trump adalah "keputusan yang berani." Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan tindakan Amerika Serikat adalah respons yang tepat untuk "kejahatan rezim ini kepada rakyatnya di tengah kegagalan masyarakat internasional untuk menghentikannya."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "pesan tegas dalam menghadapi tindakan mengerikan rezim Assad ini akan bergema tidak hanya di Damaskus, tetapi di Teheran, Pyongyang dan di tempat lain."
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, pemerintahnya mendukung tindakan Amerika Serikat sebagai cara untuk "mencegah situasi lebih memburuk."
Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah menyerukan agar semua pihak hanya mengeluarkan pernyataan politik. Beijing membuat komentar itu Jumat sementara Presiden Xi Jinping melanjutkan kunjungannya ke Amerika Serikat di mana dia akan bertemu dengan Trump lagi hari Jumat setelah keduanya bertemu Kamis di tempat peristirahatan Trump di Florida.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan serangan misil Amerika Serikat terhadap pangkalan udara Suriah itu merupakan respons yang terkalibrasi, proporsional dan tepat sasaran.
Seorang juru bicara pemerintah Polandia mengatakan pemerintahnya "mendukung semua tindakan untuk mengakhiri perang dan krisis kemanusiaan di Suriah." [as]