Duta Besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, mengatakan Inggris telah mengabaikan permintaan Rusia untuk berbagi sampel agen saraf yang digunakan untuk meracun mantan mata-mata Sergei Skripal dan putrinya, dan hal itu "merusak hubungan Rusia-Inggris."
Berbicara dengan lembaga penyiaran Inggris, ITN hari Jumat, Yakovenko mengecam pengusiran Inggris terhadap 23 diplomat Rusia terkait peracunan tersebut.
Komentarnya disampaikan sementara Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan "sangat besar kemungkinannya" Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penggunaan agen saraf terhadap mantan mata-mata tersebut.
Baca juga: Inggris: Rusia di Balik Serangan Mata-mata
Yakovenko mengatakan komentar tersebut dan reaksi Inggris sejauh ini terhadap insiden peracunan itu merupakan "provokasi berat terhadap Rusia."
"Investigasi yang sedang dilakukan disini di Inggris - benar-benar tidak transparan dan dirahasiakan," tambahnya.
Inggris mengatakan Skripals diracun dengan agen saraf yang dikembangkan Soviet yang dikenal sebagai Novichok, dan menuduh Rusia sebagai pelakunya. Yakovenko menegaskan tidak ada "sekelumitpun senjata kimia jenis itu" di wilayah Rusia. [my/ds]