Presiden organisasi internasional Dokter Tanpa Tapal Batas mengatakan wabah Ebola berada dalam tahapan yang berbeda di tiga negara.
Dr. Joanne Liu mengatakan, Jumat, situasinya agak stabil di Guinea, sementara menyebar tak terkontrol di Sierra Leone dan Liberia. Dr. Liu mengatakan, tidak seperti wabah-wabah di masa lalu yang berlangsung tidak lebih dari delapan pekan, respon terhadap wabah kali ini memerlukan komitmen waktu hingga berbulan-bulan untuk bisa menghentikannya. Ia mengatakan, satu perbedaan lain adalah bahwa wabah kali ini menjangkau kawasan perkotaan, bukan hanya terbatas di sejumlah kecil desa.
Dokter Tanpa Tapal Batas mengatakan Ebola menghancurkan sistem layanan kesehatan di seluruh kawasan di Liberia dan Sierra Leone, memaksa banyak fasilitas medis menutup operasinya.
WHO mengatakan, jumlah orang yang tewas karena Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi 1145.
Badan PBB tersebut mengatakan pada Selasa dan Rabu pekan ini, mereka menerima laporan-laporan mengenai 152 kasus, atau diduga kasus, baru virus itu.
Dalam pernyataan hari Jumat, WHO mengatakan, 78 lagi kematian dilaporkan pada periode waktu yang sama, umumnya di Liberia. WHO mengatakan, jumlah total kasus Ebola telah meningkat hingga lebih dari 2100.
Ketua Federasi Palang Merah Internasional Elhadj As Sy mengatakan, Jumat, wabah Ebola telah memaksa mitra-mitra bantuan kelompok itu beroperasi hingga batas maksimum kemampuan mereka.
Peringatan resiko Ebola juga telah menimbulkan gelombang peringatan perjalanan, pembatasan, pembatalan sejumlah kegiatan dan penghentian layanan penerbangan oleh sejumlah perusahaan penerbangan ke kawasan itu.
Tidak ada obat dan vaksin untuk Ebola, meskipun sebuah panel WHO pekan ini mendukung rencana untuk memberi sejumlah pasien obat-obatan yang belum teruji keampuhannya untuk memerangi virus itu.