Pertumbuhan ekonomi China anjlok ke salah satu level terburuknya dalam lebih dari empat dekade karena respons ketat negara itu terhadap pandemi COVID-19.
Biro Statistik Nasional China merilis data itu pada hari Selasa (17/1) yang menunjukkan ekonomi China tumbuh hanya tiga persen pada tahun 2022, jauh lebih kecil dari angka 8,1 persen yang dicapai tahun sebelumnya. Kenaikan itu merupakan kinerja ekonomi terburuk kedua sejak akhir 1970-an, hanya sedikit lebih baik dari angka 2,4 persen pada tahun 2020 pada awal pandemi.
Ekonomi terbesar kedua di dunia itu turun 2,9 persen selama kuartal keempat tahun lalu, dibandingkan dengan 3,9 persen selama periode yang sama tahun 2021. Penjualan ritel turun 1,8 persen pada bulan Desember.
Beijing telah memberlakukan kebijakan "nol-COVID" yang ketat pada awal pandemi, termasuk penguncian yang cepat dan ketat, karantina, dan pengujian massal di beberapa kota dengan wabah COVID-19 yang signifikan. Langkah itu memicu protes publik yang intens dan tidak biasa di banyak kota di China dan penurunan ekonomi karena penutupan pabrik.
Pemerintah tiba-tiba membalikkan strategi ketat "nol-COVID" pada 7 Desember, tetapi China sekarang sedang berjuang melawan gelombang baru infeksi yang telah menyebabkan kematian hampir 60.000 orang. [lt/ab]