Perekonomian China, negara kedua terbesar secara ekonomi di dunia, mulai kembali bangkit pasca pelonggaran aturan COVID-19. Kebangkitan tersebut ditandai dengan meroketnya angka penjualan beraneka ragam barang, dari mulai kosmetik hingga kondom.
Reckitt Benckiser, produsen Nivea Beiersdorf, Moncler, dan Puma mengungkapkan keoptimisannya pada Rabu (1/3), setelah data menunjukkan pabrik China pada Februari mencapai titik laju tercepat dalam lebih dari satu dekade.
Kepala Eksekutif Beiersdorf Vincent Warnery mengatakan perusahaan melihat tanda-tanda pertama pemulihan di China dan bisnis ritel perjalanan global didorong oleh pembukaan kembali negara tersebut.
"China kembali tumbuh, tidak hanya online tetapi juga secara fisik,” katanya.
Orang-orang yang memakai masker berbaris di luar toko merek mewah Prancis Celine, di pusat perbelanjaan yang dibuka kembali di tengah wabah COVID-19 di Shanghai, China, 29 Mei 2022. (Foto: REUTERS/Brenda Goh)
Eksekutif pembuat pasta gigi AS, Colgate-Palmolive Co, mengatakan pada pekan lalu di sebuah konferensi industri bahwa aktivitas perjalanan di China kembali ke tingkat pra-pandemi dan diharapkan terus naik dalam beberapa bulan mendatang. Colgate baru-baru ini memperkenalkan pasta gigi pemutih premium baru di China yang menargetkan penduduk kota yang secara ekonomi lebih makmur.
"Paruh kedua tahun ini akan jauh lebih baik," kata Yves Briantais, eksekutif pemasaran untuk wilayah Asia-Pasifik Colgate.
Perusahaan ritel Procter & Gamble Co dengan hati-hati mengawasi lini perawatan kulit kelas atas SK-II saat negara itu dibuka kembali. China adalah yang pangsa pasar terbesar kedua perusahaan tersebut, kata Kepala Keuangan Andre Schulten.
BACA JUGA: Aktivitas Manufaktur China Berkembang dengan Laju Tercepat
Warnery dari Beiersdorf mengatakan pertumbuhan kosmetik premium merek La Prairie dan merek Eucerin dan Nivea yang lebih murah kemungkinan besar didorong oleh permintaan China. Pariwisata China membantu penjualan produk-produk tersebut ke wilayah tetangga, seperti Makau, Hong Kong, Taiwan, dan bahkan Jepang, tambahnya.
Penjualan Reckitt Benckiser, produsen tablet Nurofen, obat flu Lemsip dan Durex, juga mengalami peningkatan di China setelah sebelumnya sempat menurun karena penguncian.
"Saya yakin (bisnis) kesehatan intim di China akan berjalan dengan baik," kata CEO interim Nicandro Durante, mengacu pada divisi yang mencakup kondom merek KY Jelly dan Durex.
Perusahaan kelas atas AS, termasuk pembuat tas Coach Tapestry Inc dan Ralph Lauren Corp, bulan lalu mengatakan permintaan produknya mulai meningkat di China.
Seorang perempuan berbelanja tas tangan di butik mewah Gucci di IFC Mall di Shanghai. (Foto: Reuters)
"Kami tentu saja telah melihat perubahan tren yang berarti di China Raya," kata Kepala Pejabat Keuangan Tapestry Scott Roe pada bulan lalu, sementara eksekutif Ralph Lauren mengatakan mereka melihat lalu lintas di toko fisiknya melonjak.
"Kami berharap China akan kembali tangguh pada kuartal ini," kata Kepala Operasi Ralph Lauren, Jane Nielsen.
Pengecer AS Walmart Inc, yang mengoperasikan hampir 400 gerai eceran dan grosir di China, melaporkan keramaian di gerainya sejak dibuka kembali.
"Kami telah melihat orang-orang kembali lebih banyak ke gerai, seperti yang Anda harapkan, dan juga ingin merayakan acara," kata Judith McKenna, CEO Walmart International. [ah/rs]