Pertumbuhan ekspor China melambat pada Oktober lalu, tetapi masih di atas perkiraan. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan global menjelang libur musim dingin, meredanya krisis listrik dan peningkatan rantai pasokan yang telah sangat terganggu akibat pandemi virus corona.
Namun tingkat impor meleset dari perkiraan para analis, kemungkinan karena menurunnya permintaan domestik secara keseluruhan.
Pengiriman keluar pada bulan Oktober melonjak 27,1% dibanding periode yang sama tahun lalu; tetapi lebih lambat dibanding kenaikan 28,1% pada September.
BACA JUGA: AS akan Kembangkan Kerangka Kerja Ekonomi Indo-PasifikAnalis yang disurvei Reuters memperkirakan pertumbuhan akan turun menjadi 24,5%. Kepala Ekonomi di Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang, mengatakan ekspor yang kuat akan membantu mengurangi pelemahan ekonomi domestik, dan memberi pemerintah ruang yang lebih besar untuk melakukan manuver dalam kebijakan ekonomi.
“Pemerintah bisa menunggu hingga akhir tahun untuk melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal, karena sekarang ekspor memberikan penyangga untuk memperlancar perlambatan ekonomi,” ujarnya.
Data terbaru menunjukkan perlambatan di bidang manufaktur. Sebuah survei resmi menunjukkan aktivitas pabrik juga menyusut untuk bulan kedua pada Oktober, sementara pertumbuhan output industri turun ke tingkat terendah sejak Maret 2020, saat terjadinya gelombang pertama pandemi virus corona. [em/jm]